Page 68 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 68

Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat

               Yogyakarta. Wertheim mengatakan bahwa pada abad XIX
               hingga akhir kekuasaan Pemerintah Kolonial Belanda, penet-
               rasi Pemerintah Belanda semakin menguat disertai dengan
               naiknya kedudukan sosial mereka.  Kondisi ini menyebab-
                                              40
               kan munculnya perubahan kelas dalam masyarakat Yogya-
               karta yaitu orang Belanda yang kehadirannya mencolok karena
               perbedaan ras, warna kulit, kekayaan materi, dan kebuda-
               yaan mereka. Kekuasaan mereka melebihi kekuasaan sultan
               dan menduduki status sosial di tingkat paling atas. Mereka
               memiliki jabatan tinggi dalam dinas sipil dan militer Belanda. 41
                   Proses interaksi antara penguasa Belanda dengan go-
               longan priyayi telah melahirkan jaringan hubungan baru. Para
               priyayi yang semula menjadi alat kekuasaan sultan berubah
               menjadi alat perantara sultan dengan penguasa Belanda. Para
               priyayi memiliki tugas baru dalam mengadakan aktivitas per-
               dagangan dengan Belanda. Kondisi ini memungkinkan Peme-
               rintah Belanda memonopoli komoditas di wilayah keraton.
               Kedudukan orang-orang Belanda untuk memonopoli komo-

               ditas itu kuat karena aktivitas perekonomiannya mendapat
               bantuan dari pedagang Tionghoa yang pada saat itu kebe-
               radaannya sangat dibutuhkan oleh Pemerintah Belanda un-
               tuk menjadi perantara dengan masyarakat pribumi.
                   Kedudukan dan kekuasaan orang-orang Belanda di Yog-
               yakarta yang semakin kuat, mengakibatkan berkurangnya
               kekuasaan sultan, para bangsawan, dan priyayi. Meskipun


                   40  W.F. Wertheim, Indonesian Society in Transition: A Study of
               Social Change (Bandung: Sumur Bandung, 1956), hlm. 73-75.
                   41  Selo Soemardjan, Ibid., hlm. 36.

                                                                   49
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73