Page 71 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 71

Nur Aini Setiawati

            D. Kehidupan Sosial Ekonomi

                Sebagian dari tanah di Kota Yogyakarta digunakan untuk
            industri dan jasa, disamping untuk tempat tinggal. Dalam
            kehidupan ekonomi masyarakat Kota Yogyakarta, terdapat
            kegiatan ekonomi bukan dasar (non basic activities) yang
            memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa untuk
            keperluan sultan, para priyayi, serta abdi dalem.
                Kehidupan perekonomian masyarakat kota dilihat dari
            jenis-jenis mata pencaharian penduduk yang dipengaruhi oleh
            lingkungan tempat tinggal mereka. Pada umumnya jenis mata
            pencaharian penduduk kota meliputi pekerjaan-pekerjaan di
            bidang perdagangan, kepegawaian, pengangkutan, dan di
            bidang jasa lainnya. Pada awal abad XX, Yogyakarta sebagai
            kota pemerintahan sebagian besar masyarakatnya bekerja
            sebagai pemerintahan dan pegawai perusahaan swasta.
            Masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar keraton bekeja
            sebagai abdi dalem yang merupakan pekerjaan turun temurun

            keluarganya.
                Penghidupan masyarakat Yogyakarta selain sebagai abdi
            dalem keraton, juga sebagai pekerja di bidang pemerintahan,
            militer, pertukangan, pertanian, perdagangan, dan pengrajin.
            Mereka bertempat tinggal di luar benteng seperti di kampung
            Pajeksan, merupakan tempat tinggal para jaksa. Kampung
            Gowongan merupakan tempat tinggal para tukang kayu ahli
            bangunan.
                Para sentana dan abdi dalem itu pada mulanya  mendapat
            gaji dari sultan berupa tanah dan sawah. Akan tetapi dengan
            adanya perjanjian antara sultan dengan Pemerintah Belnada
            yang ditandatangani pada tahun 1831 mengakibatkan hilang-

            52
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76