Page 74 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 74
Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
Perubahan ekonomi yang drastis itu juga dirasakan oleh
masyarakat Yogyakarta. Demikian pula, halnya dengan
golongan bangsawan mereka sangat merasakan merosotnya
kehidupan ekonomi mereka terutama ketika pemberian
subsidi jauh lebih sedikit dibandingkan subsidi yang
diberikan Pemerintah Hindia Belanda sebelumnya. Kesu-
litan-kesulitan keuangan ini memaksa kaum bangsawan
menyewakan tempat kediaman mereka kepada sejumlah
sekolah atau kantor untuk mendapatkan penghasilan tam-
bahan. Di samping itu, mereka menjual rumah-rumah mereka
yang besar dan pindah ke rumah-rumah sederhana sambil
menanamkan sebagian uangnya pada berbagai perusahaan
dagang yang dikelola orang-orang Indonesia.
Sejak awal abad XX, semakin banyak kaum bangsawan
istana menyewakan tanah jabatan mereka kepada orang-or-
ang Eropa, Tionghoa, dan orang-orang Arab. Orang-orang
Eropa pada umumnya yang bertempat tinggal di Yogyakarta
bergerak dalam bidang usaha perkebunan. Di samping itu,
orang Eropa dan Tionghoa, orang-orang Arab juga meme-
gang posisi penting di bidang ekonomi khususnya di bidang
cukai. Mereka bertempat tinggal di Kampung Sayidan. 47
Dari sisi ekonomi, perkembangan Yogyakarta menga-
lami perkembangan yang pesat terutama setelah munculnya
pabrik-pabrik gula di sebelah selatan dan barat kota yang
dimiliki oleh orang-orang asing. Di Yogyakarta terdapat 17
pabrik gula yang berkembang dan dapat menyerap tenaga
kerja masyarakat Yogyakarta. 48
47 Ibid., hlm. 24.
48 Ibid., hlm. 218.
55