Page 72 - Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat
P. 72

Dari Tanah Sultan Menuju Tanah Rakyat

               nya seluruh daerah mancanegara milik Kasultanan Yogyakarta.
               Oleh karena itu, daerah-daerah ini menjadi hak penguasaan
               Pemerintah Hindia Belanda, konsekuensinya, para abdi
               dalem tidak lagi digaji dengan tanah dan sawah. Gaji per
               satu bulan yang diterima oleh sentana dan abdi dalem pada
               tahun 1920, pertama, sentana dan abdi dalem Siti Sewu
               adalah: Boepati Anom: f.221.70 (221.70 gulden), Panewu
               Sepuh: f.84.89, Mantri: f.20, Bekel Gebayan: f.10, Carik: 6.19,
               Djajar Gebayan: f.3.5. Kedua, sentana dan abdi dalem
               kadipaten yang terdiri atas: Lurah: f.30, Noembakanjar
               (Bupati Najoko): f.871.22, Panewu Muda: f.30, Bupati Anom:

               f. 218.29, Jaksa: f.244.06, Gladag dan Krijo: f.50, Maosan:
               f.85.70, Penghulu: f.150, Pangeran: f.960.08, Kori: f.150. 44
                   Adanya inflasi pada tahun 1930 menyebabkan masya-
               rakat Yogyakarta merasakan kehidupan perekonomian yang
               mengalami kemandegan (stagnasi). Inflasi terjadi bersamaan
               dengan menurunya produksi komoditas dan kebutuhan
               pokok. Kondisi seperti ini menyebabkan harga-harga kebu-
               tuhan membubung tinggi. Para importir, pedagang telah men-
               jadi kaya, sedangkan buruh upahan, pegawai keraton (abdi
               dalem), dan pegawai negeri terpukul karena tidak adanya
               keseimbangan antara kenaikan harga dengan kenaikan upah
                      45
               dan gaji.  Gaji seluruh pegawai keraton dalam masing-masing
               lembaga yang mengalami penurunan dapat dilihat pada tabel
               4 di bawah ini:


                   44  Uitgewerkte staat ter toelichting der begrooting van uitgaven en
               ontvangsten van het Sultanaat Djogjakarta voor het dienstijaar, 1928, hlm.
               20-32.
                   45  Selo Soemardjan, op. cit, hlm. 203-204.

                                                                   53
   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77