Page 190 - Mewujudkan Indonesia Emas 2045
P. 190

masyarakat tanah adat agar tanah yang ditempati ataupun digarap
           oleh masyarakat  disertipikatkan. kantor  pertanahan menggaet
           pemimpin adat di  seluruh desa adat di  Bali  untuk  mensukseskan
           seluruh rencana program yang dicanangkan.
               Pensertipikatkan tanah  adat tak  luput  dari  masalah terhadap
           tanah adat  itu  sendiri.  Desa adat  sangat  berperan  penting  dalam
           hal  ini untuk membantu pihak yang bersengketa dan mencarikan
           solusi terhadap masalah tersebut (Prana Suta Arsadi et al., 2020) .
           Pensertipikatan  tanah adat di  Bali  tidak  terjadi  penolakan oleh
           masyarakat adat dan  pemimpin desa adat.  Masyarakat adat
           menyadari  pentingnya  pensertipikatan  tanah adat dilakukan agar
           terhindar dari  penyalahgunaan  tanah adat  untuk  kepentingan
           pribadi. Pensertipikatan tanah adat dilakukan secara bertahap dari
           tahun 2017 sampai dengan 2022. Dalam pelaksanaan pensertipikatan
           tanah adat di  Bali  terdapat  hukum adat atau  awig-awig  yang
           mengikat didalamnya. Hukum adat tersebut merupakan pelengkap
           dari Hukum Tata Negara.
                Awig-awig  merupakan  suatu hukum  adat  yang  mengatur
                sebuah desa adat  yang  dijadikan  sebagai acuan  untuk
                bertindak dan berperilaku di masyarakat (Sastra Wibawa et
                al., 2020).
               Tanah adat sebagai tanah kepemilikan bersama yang merupakan
           pemberian gaib yang bersumber dari tanah bersama (Suwitra, 2010b).
           Penelitian ini bertujuan untuk memberikan strategis pengendalian
           terhadap pensertipikatan tanah adat di Bali yang dapat memajukan
           perekonomian  serta  dapat  menjamin  masyarakat  adat  memiliki
           tanah seumur hidup serta secara turun temurun untuk keturunannya
           tanpa ada penyalahgunaan pemanfaatan tanah adat oleh pihak-pihak
           yang tidak bertanggungjawab.
               Penelitian ini disusun berdasarkan metode deskriptif. Metode
           penelitian deskriptif adalah  metode  yang  dipergunakan  untuk


                                                      Strategi Pengendalian    173
                                               Pensertipikatan Tanah Adat di Bali
   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195