Page 21 - Mewujudkan Indonesia Emas 2045
P. 21

atau legalisasi aset. Penataan aset tersebut dilakukan guna menata
           kembali penguasaan, pemilikan, dan pemilikan tanah. Dewasa ini,
           pelaksanaan penataan  aset,  khususnya  skema redistribusi  tanah,
           belum berjalan sesuai dengan tujuan Reforma Agraria. Hal tersebut
           terlihat  dari  belum tercapainya target  redistribusi  tanah  pada
           periode 2015 sampai dengan 2021. Berdasarkan data yang dihimpun
           oleh Gugus Tugas Reforma Agraria Pusat dan Kementerian Agraria
           dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional  (Kementerian  ATR/
           BPN), dalam kurun waktu 2015 sampai dengan 2021, hanya 1,44 juta
           hektare tanah  dari  4,5  juta  hektare tanah target  redistribusi  yang
           berhasil  diredistribusikan (Nababan, 2023).  Sumbangan  capaian
           terkecil berasal dari pelepasan kawasan hutan yang hanya seluas 0,3
           juta hektare. Kondisi ini berbanding terbalik dengan capaian target
           redistribusi  tanah kawasan hutan  yang  ditetapkan Pembangunan
           Jangka Menengah  Nasional  Tahun 2015-2019,  yaitu  sekitar 4,1  juta
           hektare. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa cita-cita Reforma
           Agraria untuk  menjamin pemerataan  sosial-ekonomi  masyarakat
           melalui pemerataan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan,
           dan pemanfaatan tanah masih jauh dari harapan.
               Berkaitan  dengan  hal  tersebut, terdapat  beberapa  faktor yang
           mengakibatkan rendahnya capaian redistribusi  tanah yang  berasal
           dari kawasan hutan. Pertama, permasalahan regulasi terkait dengan
           pelaksanaan Reforma Agraria dan penyediaan Tanah Objek Reforma
           Agraria (TORA) yang berasal dari kawasan hutan. Objek TORA yang
           dimaksud adalah tanah yang diperoleh dari kewajiban perusahaan
           untuk menyediakan 20%  dari  total  luas  tanah  yang  dilepaskan
           dari kawasan  hutan  untuk  perkebunan. Dalam  hal  ini,  tidak  ada
           regulasi  yang mengatur mekanisme  dan kewenangan lembaga
           dalam mengambil pemenuhan kewajiban pengalokasian 20% tanah
           yang  dilepaskan  dari  kawasan hutan  untuk  perkebunan. Kedua,
           Kementerian Lingkungan Hidup  dan Kehutanan (Kementerian
           LHK) dan Kementerian ATR/BPN selaku pelaksana Reforma Agraria

           4     Mewujudkan Indonesia Emas 2045 Melalui Kebijakan Pertanahan
                 yang Modern, Berkelanjutan dan Berkontribusi untuk Kesejahteraan Masyarakat
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26