Page 49 - Mewujudkan Indonesia Emas 2045
P. 49

keputusan  pemerintah  daerah  berbentuk  Peraturan  Daerah  dan
           Peraturan Daerah ini  menjadi  rujukan  untuk kementerian  terkait
           Kementerian LHK, Kementerian Kelautan  dan Perikanan,  atau
           Kementerian ATR/BPN agar sertipikat dapat diturunkan, akan proses
           yang begitu rumit, masyarakat hukum adat tidak memiliki legalitas
           atas  tanah yang dikuasai.  Hal ini sudah seharusnya menimbulkan
           adanya advokasi atau  pembelaan  pada  masyarakat  hukum adat
           terkait adanya  penguasaan  terhadap  tanah  yang dimiliki.  Karena
           dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 tahun 2014
           tentang Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum
           Adat (Permendagri  52/2014)  yang  berbunyi “Masyarakat Hukum
           Adat  adalah  Warga  Negara Indonesia  yang  memiliki karakteristik
           khas, hidup berkelompok secara harmonis sesuai hukum adatnya,
           memiliki ikatan pada asal usul leluhur dan atau kesamaan tempat
           tinggal, terdapat hubungan yang kuat dengan tanah dan lingkungan
           hidup, serta adanya sistem nilai yang menentukan pranata ekonomi,
           politik,  sosial, budaya, hukum  dan memanfaatkan  satu  wilayah
           tertentu secara turun temurun” dan kemudian ditegaskan lagi pada
           ayat (2) yaitu: “Wilayah Adat adalah tanah adat yang berupa tanah,
           air, dan atau perairan beserta sumber daya alam yang ada di atasnya
           dengan batas batas tertentu, dimiliki, dimanfaatkan dan dilestarikan
           secara turun temurun  dan  secara  berkelanjutan  untuk  memenuhi
           kebutuhan hidup masyarakat  yang  diperoleh melalui  pewarisan
           dari leluhur mereka atau gugatan kepemilikan berupa tanah ulayat
           atau  hutan adat”.  Atas adanya  regulasi  tersebut  sudah  terbukti
           adanya  pengakuan masyarakat hukum  adat. Namun  demikian,
           hak-hak  masyarakat adat  seiring  berjalannya waktu dianggap
           sepele karena tidak adanya asas legalitas yang jelas. Penataan aset
           dalam perwujudan asas legalitas terhadap masyarakat hukum adat
           sangat diperlukan. Penataan aset ini tidak harus diwujudkan dalam
           penerbitan sertipikat akan tetapi masyarakat adat memiliki hak yang
           sama dengan masyarakat lain agar dalam suatu masalah mengenai


           32    Mewujudkan Indonesia Emas 2045 Melalui Kebijakan Pertanahan
                 yang Modern, Berkelanjutan dan Berkontribusi untuk Kesejahteraan Masyarakat
   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54