Page 9 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 9
PENDAHULUAN
dingkan produk-produk hasil industri negara maju dalam
bentuk impor mesin, peralatan teknologi dll. Akibatnya,
terjadi “pengeringan” modal dalam negeri yang harus di-
pakai untuk membiayai nilai impor yang terus
meningkat. 4
Di dalam negeri sendiri, gambaran keterbelakangan
ekonomi itu ditandai oleh terbatasnya kemampuan pasar
untuk menyerap produk dalam negeri, rendahnya tingkat
industrialisasi, cadangan tenaga kerja yang melimpah
dan tingkat pendapatan upah yang rendah. Dalam kon-
teks ini, basis produksi agraria merupakan cermin yang
paling tegas dari tingkat upah yang rendah dan terbatas-
nya pasar. 5
Model umum yang menjadi dasar perencanaan eko-
nomi negara Dunia Ketiga adalah mendorong proses
industrialisasi dengan cara memajukan sektor pertanian
melalui proses modernisasi dan landreform. Salah satu
langkah yang dilakukan adalah redistribusi tanah kepada
para petani penggarap dan tanah kemudian menjadi hak
milik mereka. Dengan demikian, proses ini menghapus-
kan suatu bentuk pemusatan pemilikan tanah di tangan
segelintir orang dan meluaskan bentuk pemilikan tanah
dengan menjadikan mayoritas petani di pedesaan sebagai
petani penggarap yang merdeka. Sepanjang dekade 1960-
an dan 1970-an, reforma agraria (landreform) telah men-
jadi kebijakan yang popular di beberapa negara Amerika
Latin, Afrika, dan Asia sebagai cara dalam membangun
perekonomian nasional mereka. 6
4. Ernest Mandel. Late Capitalism. Verso: London, 1987, hal. 343 - 376.
5. Ibid., hal. 367.
6. Peter Dorner. Land Reforms and Economic Development. Australia:
Penguin Books Ltd, 1972, hal. 16 - 37.
3

