Page 10 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 10

TANAH BAGI YANG TAK BERTANAH

                  Pengalaman Indonesia sebagai negara merdeka baru
              pada pertengahan abad ke-20 menegaskan salah satu
              usaha negara Dunia Ketiga untuk melepaskan diri dari
              ketergantungan pada sistem ekonomi internasional. Su-
              litnya kondisi perekonomian Indonesia saat itu ditenga-
              rai bersumber pada tingginya tingkat inflasi, kemerosot-
              an nilai ekspor di pasar dunia, kemunduran tingkat pro-
              duksi, serta lemahnya modal. Merosotnya nilai ekspor
              komoditi tanaman keras di pasaran dunia menyebabkan
              menurunnya tingkat produksi tanaman keras seperti
              gula, karet, minyak kelapa sawit, kopi dan lainnya. 7
                  Selain itu, politik bumi hangus yang dijalankan oleh
              pihak republik selama masa-masa Revolusi Fisik turut
              mempengaruhi proses kemunduran produksi di dalam
              negeri. Tingkat konsumsi dalam negeri pasca perang masih
              berada di bawah tingkat rata-rata 1938-1939. Konsumsi
              per kapita tahun 1950 jadi semakin rendah akibat stagnan-
              nya tingkat produksi sementara jumlah penduduk terus
              bertambah. 8
                  Memasuki periode Demokrasi Terpimpin, usaha
              membangun basis perekonomian nasional agar lepas dari
              ketergantungan pada konjungtur perekonomian dunia te-
              lah mendorong pemerintah untuk melakukan program
              perombakan agraria atau  landreform sebagai dasar
              industrialisasi nasional. Pada peringatan hari kemerde-
              kaan Indonesia 17 Agustus 1959 Presiden Soekarno dalam
              pidatonya yang berjudul  Penemuan Kembali Revolusi
              Kita menegaskan tentang perlunya perombakan  hak


              7. Bank Indonesia. Laporan Tahun Pembukuan 1958 - 1959. G. Kolf & Co. :
                 Jakarta, 1958. hal 16.
              8. H. de Meel. “Impediments to Economic Progress in Indonesia,” Pacific
                 Affair. Vol. XXIV, No. 1, March 1957, hal. 39 - 40.

                                        4
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15