Page 15 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 15

PENDAHULUAN

               khusus untuk warga negara Indonesia, tetapi warga ne-
               gara asing dapat memperoleh tambahan untuk menyewa
               atau memakai tanah dalam jangka waktu dan luas terten-
               tu yang diatur oleh Undang-undang; (3) Pemilikan tanah
               absentee 24  tidak dibenarkan, kecuali bagi mereka yang
               bertugas aktif dalam dinas negara dan hal pengecualian
               lainnya; (4) Petani-petani yang ekonominya lemah harus
               dilindungi terhadap mereka yang kedudukannya kuat.
               Selain merupakan suatu praktik pembagian tanah dan
               menjadikannya sebagai hak milik petani  landreform
               pada saat itu dijalankan bersamaan dengan penetapan
               kembali sistem bagi hasil yang merupakan bentuk peng-
               garapan yang umum di Jawa. 25
                  Dengan tumbangnya era Demokrasi Terpimpin, kebi-
               jakan landreform kini tidak lagi menjadi alat penting bagi
               kemajuan pertanian di Indonesia. Malah ada anggapan
               bahwa pelaksanaan landreform itu “gagal” dalam menca-
               pai tujuan yang diharapkan. Pembagian tanah dan usaha
               meningkatkan taraf hidup kaum tani melalui pengaturan
               perjanjian bagi hasil setelah periode Demokrasi Terpim-
               pin tidak lagi dilaksanakan di Indonesia. Bahkan, setelah
               1966 banyak terjadi tanah-tanah yang telah dibagikan
               diambil kembali oleh pemiliknya yang lama, atau petani
               yang telah menerima tanah hasil pembagian menjual
                                26
               kembali tanahnya. Individuisasi tanah ternyata tidak
               mampu menciptakan sosok tani merdeka yang menjadi



               24. Tanah absentee adalah tanah-tanah yang dimiliki oleh orang yang bukan
                 penduduk desa setempat dan juga pemilik bukan petani yang men-
                 jadikan tanah yang dimilikinya sebagai tanah garapan.
               25. Mr. A.B. Loebis.  Landreform, U.U. Pokok Agraria, UU Bagi Hasil, Per-
                 aturan Pendaftaran Tanah. Djakarta, 1962. hal. 13.
               26. Utrecht. Op.cit., hal. 86 - 87.

                                        9
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20