Page 12 - Tanah Bagi yang Tak Bertanah: Landreform Pada Masa Demokrasi Terpimpin 1960-1965
P. 12

TANAH BAGI YANG TAK BERTANAH

              yang tercantum dalam pasal 7 dan pasal 17 yang menjadi
              landasan umum pelaksanaan landreform di Indonesia. 13
                  Meskipun demikian, dalam menentukan prinsip-prin-
              sip dasar pelaksanaan kebijakan landreform tersebut, se-
              belumnya harus dicapai kompromi terlebih dahulu antar
              kekuatan-kekuatan sosial politik yang ada pada saat itu.
              Kelompok radikal dalam parlemen yang terdiri dari ang-
              gota Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta organisasi-
              organisasi yang mewakili buruh tani dan petani miskin
              seperti Barisan Tani Indonesia (BTI) dan Petani Nasional
                                               14
                                 15
              Indonesia (PETANI) mengajukan tuntutan bahwa tanah
              harus diberikan kepada petani penggarap. Menurut wa-
                                                     16
              kil organisasi-organisasi tersebut, apabila prinsip ini ter-
              laksana, maka sistem bagi hasil yang merupakan bentuk
                                       17
              sisa-sisa eksploitasi feodal di Indonesia akan turut ter-
              hapuskan. Pandangan mereka terhadap bagaimana ben-
              tuk eksploitasi feodal itu dalam konteks sejarah Indonesia
              dinyatakan dalam bentuk hubungan yang ekploitatif
              antara tuan tanah yang menguasai tanah luas terhadap
              petani penggarap yang mengerjakan tanah tuan tanah me-





              13. Jajasan Pertanian Nasional,  Undang-Undang Pokok Agraria dan
                 Landreform R.I. Djakarta, 1961, hal. 16 - 21.
              14. Ormas tani yang terafiliasi dengan PKI.
              15. Ormas tani yang terafiliasi dengan PNI.
              16. Untuk uraian tentang berbagai bentuk organisasi kaum tani akan diba-
                 has dalam bab selanjutnya. Pembahasan tentang organisasi-organisasi
                 petani dan konteks politik tahun 1960-an dapat dilihat dalam Gerrit
                 Huizer. Basiswerk in derde Wereld. Boerenbewegingen in Indonesie voor
                 1965. Ter Elfder Ure: Utrceht, 1972.
              17. Analisis sosiologis cukup mendalam mengenai struktur feodal di Indo-
                 nesia, dengan menggunakan pengalaman sejarah Eropa sebagai kerang-
                 ka acuannya, dapat dilihat dalam D.H. Burger. Perubahan-perubahan
                 Struktur dalam Masyarakat Jawa. Penerbit Bhratara: Jakarta, 1977.

                                        6
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17