Page 171 - Prosiding Agraria
P. 171

156     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

            E.  Kesimpulan
                 GTRA adalah organisasi implementor. Eksistensinya sangat diperlukan jika kebijakan

            ingin mencapai keberhasilan. Dari sudut pandang layanan integratif, GTRA ini masih berada
            pada level kerja sama dan koordinasi. Ini merupakan level kedua dalam kuantum layanan
            integratif. Masih ada tiga level lagi yang dapat dituju. Ia masih berada di definisi organisasi
            yang berderajat informal.  Akan  tetapi  tanda-tanda kegiatan  yang berada  pada kategori

            kolaborasi juga sudah mulai terdeteksi. Dengan kata lain GTRA adalah organisasi layanan
            integratif informal yang bertendensi formal.

                 Satu  temuan baru dalam level pertukaran informasi dan komunikasi atau level kerja
            sama dan  koordinasi adalah adanya dimensi  orang.  Orang  yang dimaksud  disini  adalah
            kepiawaian seseorang berkomunikasi. Kepiawaian seseorang untuk mempersuasi pihak lain

            agar menuruti kehendak kita. Dimensi ini menjadi tambahan pengetahuan bahwa dimensi-
            dimensi yang berpengaruh atau dipengaruhi dalam layanan integratif di samping partner;
            target  population; goals; program policy; governance  and  authority  for SI; service delivery
            system or model; stakeholder; planning and budgeting; financing, outcome and accountability;

            licensing and contracting dan information system and data management juga ada dimensi
            personal.


            Daftar Pustaka

            Aufima,  Z. (2020).  Peran PPAT Selaku Pengguna Layanan Hak  Tanggungan  Terintegrasi
                    Secara Elektronik. Journal of Judicial Review, 22(2), 259. https://doi.org/10.37253/jjr.
                    v22i2.1224

            Berntzen, M., Hoda, R., Moe, N. B., & Stray, V. (2023). A Taxonomy of Inter-Team Coordination
                    Mechanisms in Large-Scale Agile. IEEE Transactions on Software Engineering, 49(2).
                    https://doi.org/10.1109/TSE.2022.3160873
            Commission, S. S. (2008). Factors for Successful Coordination-A Framework to Help State

                    Agencies Coordinate Effectively. In State Service Commission (Issue February).
            Darmawan, D. A., Mahasari, J., Soetarto, E., Asnawi, Y. H., & Sukmawati, A. (2023). Refleksi
                    Scenario Planning “Menang” dalam Pelaksanaan Reforma Agraria di Provinsi Jawa
                    Barat. Al Qalam: Jurnal Ilmiah Keagamaan Dan Kemasyarakatan, 17(4). https://doi.

                    org/10.35931/aq.v17i4.2317
            Duffy, M., Ghosh, A., Geltman, A., Mahaniah, G. K., Higgins-Biddle, M., & Clark, M. (2022).
                    Coordinating Systems of Care for HIV and Opioid Use Disorder: A Systematic Review
                    of Enablers and Barriers to Integrated Service Access, and Systems and Tools Required

                    for Implementation. In Medical Care Research and Review (Vol. 79, Issue 5, pp. 618–
                    639). SAGE Publications Inc. https://doi.org/10.1177/10775587211051182
            Dwi Lestari, K., Isnaeni, D., & Muhibbin, M. (n.d.). Krisma Dwi Lestari..Dkk| 6900 PERAN
                    GUGUS  TUGAS REFORMA  AGRARIA (GTRA)  DALAM  PENYELESAIAN KONFLIK
   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176