Page 188 - Prosiding Agraria
P. 188

Menata Tanah Timbul,  173
                                                                                    Mengurai Sengketa Agraria

                            tinggal di desa baik melalui jual beli tanah, penyewaan, maupun menguasai
                            tanah timbul yang ada.
                            Sengketa yang muncul diantara masyarakat asli Kampung Laut khususnya di

                            Desa Ujunggagak dan masyarakat pendatang berkaitan dengan akses terhadap
                            sumber daya agraria berupa tanah timbul yang ada. Pada masa lalu, jumlah
                            dan luasan tanah timbul yang ada di laguna Segara Anakan ini masih sangat
                            luas. Luas tanah timbul yang ada di Desa Ujunggagak sendiri adalah 1.786.454
                            m2  sebagaimana  tertuang  dalam Surat Rekomendasi Menteri  Agraria  dan

                            Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. B/PS.02.01/1240/V/2023
                            tanggal 17 Mei 2023 tentang Rekomendasi Tanah Timbul di Desa Ujunggagak,
                            Kecamatan Kampung Laut, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Terhadap sumber

                            daya ini semua orang boleh menguasai dan membuat patok batas wilayahnya.
                            Hal ini belum menjadi persoalan manakala jumlah sumber daya tanah yang ada
                            melimpah atau di luar kebutuhan. Namun manakala kebutuhan masyarakat
                            semakin besar, maka sumber daya yang terbatas tadi akan menjadi rebutan.

                         Konflik  penguasaan  tanah  yang  ada  menunjukkan  gesekan  yang  tidak dapat

                         dihindari baik antar warga asli kampung laut dan para pendatang. Masing-masing
                         merasa memiliki hak untuk menguasai tanah yang ada karena telah menguasai
                         dan memanfaatkannya dalam jangka waktu yang cukup lama. Luas tanah yang
                         dikuasai masyarakat ini bervariasi mulai dari 5.000 m2 dan yang terkecil adalah
                         400 m2. Dengan adanya penguasaan tanah yang bermacam-macam tersebut, maka

                         akan menyulitkan ketika akan dilakukan penguatan hak melalui penataan aset
                         redistribusi tanah dari Tanah Objek Reforma Agraria Tanah Timbul. Ketentuan
                         tentang batas luas maksimal pemilikan tanah berlaku, yaitu 0,5 ha. Dalam rangka

                         kegiatan penataan aset tersebut, pemerintah Desa Ujunggagak telah melakukan
                         penertiban lahan garapan masyarakat di tahun 2022 yang terletak di Blok Tirang
                         Sabuk Nomor 1  dan Nomor 2  Wilayah Desa Ujunggagak.  Selain itu  terdapat
                         beberapa sengketa individual warga yang muncul akibat saling klaim penguasaan
                         tanah akibat riwayat peralihan tanah yang tidak jelas maupun pemecahan atau

                         pembagian tanah akibat meningkatnya jumlah warga yang memerlukan tanah.
                         Pada permasalahan  ini pemerintah  desa  memiliki peran  yang  sentral  untuk
                         mengatur pengguasaan dan pemanfaatan tanah timbul agar tidak menimbulkan

                         sengketa  dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Keberadaan
                         penataan aset melalui redistribusi tanah secara langsung dan tidak langsung telah
                         membuat persoalan sengketa lahan antar masyarakat ini menjadi terselesaiakan
                         sebagaimana prasyarat penataan aset tanah yang harus clean and clear.

                     2.  Sengketa Batas Wilayah

                         Persoalan tanah timbul yang muncul di Laguna segara Anakan telah memberikan
                         pengaruh  yang  besar  terhadap lingkungan  alam  sekitar.  Selain meningkatnya
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193