Page 189 - Prosiding Agraria
P. 189

174     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

                        luas  daratan  akibat  sedimentasi, kondisi ini juga memicu  eksistensi Pulau
                        Nusakambangan  yang  selama ini  telah  ditetapkan  sebagai Pulau Penjara
                        berdasarkan Staatblad Tahun 1928 No 381 Pulau Nusakambangan diperuntukan

                        sebagai tempat menghukum dan mencadangkannya untuk mempekerjakan yang
                        terkena hukuman oleh Departemen Van Justitie.
                        Persoalan tanah timbul  di  sekitar  Pulau  Nusakambangan tidak  saja  menjadi
                        persoalan batas administrasi maupun kepemilikan tanah masyarakat saja, namun
                        lebih jauh dapat mengancam eksistensi keamanan negara yang direpresentasikan

                        oleh  pulau nusakambangan  sebagai  tempat narapidana kelas kakap  yang
                        mengancam  stabilitas keamanan negara. Pulau nusakambangan  yang  awalnya
                        berada di  tengah  laut dengan dipisahkan oleh  Laguna  segara  Anakan dengan

                        Kabupaten Cilacap  kini hampir menyatu  akibat  adanya  tanah  timbul  yang
                        meningkat setiap tahunnya. Persoalan sengketa batas antara masyarakat dengan
                        Kementerian Hukum dan HAM terjadi di Desa Ujungalang dan Desa Klaces.

                 b.  Dampak Akibat Penataan Aset
                    Penataan aset yang dilakukan dalam kegiatan reforma agraria pada tanah timbul di

                    Desa Ujunggagak telah membawa sejumlah dampak penting. Pertama meningkatnya
                    kesadaran masyarakat  di  desa lain  untuk memperoleh kepastian hukum  atas
                    penguasaan tanah timbulnya; kedua berakhirnya sengketa penguasaan tanah antara
                    warga asli Desa Ujunggagak dengan para pendatang; ketiga mulai adanya kegiatan
                    lanjutan dalam rangka penataan akses di wilayah desa Ujunggagak termasuk adanya

                    permohonan redistribusi lanjutan untuk tahun 2024 ini sejumlah 223 bidang tanah
                    pertanian;  keempat kembali menguatnya konflik  agraria berkaitan  dengan batas
                    wilayah di Pulau Nusakambangan.

                    Persoalan konflik batas  wilayah  antara Kementerian Hukum  dan Hak  Asasi
                    Manusia di Pulau Nusakambangan dengan masyarakat Desa Ujungalang dan Desa
                    Klaces di Kecamatan Kampung Laut. Terjadinya penataan aset melalui redistribusi
                    tanah di wilayah tanah timbul yang ada di laguna segara anakan tidak serta merta
                    membuat konflik penguasaan tanah yang selama ini ada menjadi selesai atau tenang.

                    Persoalan konflik batas di Pulau Nusakambangan yang terancam dengan keberadaan
                    masyarakat di lokasi yang diklaim sebagai tanah timbul masih memerlukan kajian
                    dan pennyelesaian di tingkat atas. High level meeting menjadi usulan penyelesaian

                    dengan menghadirkan para petinggi dari berbagai stake holder yang ada diantaranya
                    Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BIG
                    (Badan Informasi Geospasial), Kementerian Dalam Negeri, Pemerintah Kabupaten
                    Cilacap, dan Kementerian ATR/ BPN.
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194