Page 185 - Prosiding Agraria
P. 185

170     STRATEGI PERCEPATAN IMPLEMENTASI REFORMA AGRARIA:
                    MELANJUTKAN PENYELESAIAN PERSOALAN AGRARIA UNTUK MEWUJUDKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

                        membayar kewajiban ini maka  sertipikat  tetap  diterbitkan  dengan kewajiban
                        membuat Surat Pernyataan BPHTB terhutang.


















                                       Gambar 2. Tahapan Kegiatan Redistribusi Tanah
                                Sumber: Dokumen Kantor Pertanahan Kabupaten Cilacap, 2024.
                        Seluruh Bidang Tanah obyek Redistribusi ini telah diselesaikan dalam bentuk Buku

                        Tanah, Surat Ukur dan Sertipikat. Semua sertipikat dalam rangka redistribusi tanah
                        timbul ini telah diredistribusikan pada tahun 2023 dan sertipikat telah dibagikan
                        kepada  semua  pihak  yang  berhak  oleh Bapak  Presiden  pada  awal  tahun 2024
                        (Jatengprov, 2024). Kegiatan redistribusi tanah yang bersumber dari tanah timbul

                        di Desa Ujunggagak telah dilaksanakan terhadap 997 bidang tanah meliputi 884
                        bidang tanah non pertanian dan 113 bidang tanah pertanian dengan luas mencapai
                        + 1.786.454 m2.



            2.  Pengaruh Penataan Aset terhadap Sengketa Pertanahan
                 a.  Latar Belakang Konflik
                    Kegiatan penataan  aset pada program  Reforma Agraria  yang  dilakukan  Kantor

                    Pertanahan Kabupaten Cilacap merupakan upaya untuk menyelesaikan permasalahan
                    penguasaan tanah timbul yang ada. Gesekan atau sengketa yang muncul merupakan
                    kondisi logis  yang  disebabkan  terbatasnya jumlah  tanah  sementara kebutuhan
                    terus meningkat. Di wilayah tanah timbul yang ada di Desa Ujunggagak Kecamatan

                    Kampung Laut, Kabupaten Cilacap,  tanah  timbul  yang  ada  digunakan  untuk
                    permukiman dan  pertanian.  Tanah  timbul  sebagai  tanah  yang dikuasai  langsung
                    oleh negara dapat dilihat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang
                    Penatagunaan  Tanah,  Pasal  12 yang menyatakan bahwa: “Tanah yang berasal dari

                    tanah  timbul atau  hasil reklamasi di wilayah perairan pantai, pasang surut,  rawa,
                    danau, dan bekas sungai dikuasai langsung oleh negara”. Selain itu, dalam Peraturan
                    Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun
                    2016 tentang Penataan Pertanahan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Pasal 15

                    ayat (1) dinyatakan bahwa, “Tanah timbul merupakan tanah yang dikuasai langsung
                    oleh negara”.
                    Secara  umum,  tanah  timbul  yang ada di  Desa  Ujunggagak  telah dimanfaatkan
                    masyarakat asli kampung laut sejak dahulu. Sejarah penguasaan tanah timbul yang
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190