Page 186 - Prosiding Agraria
P. 186

Menata Tanah Timbul,  171
                                                                                    Mengurai Sengketa Agraria

                     ada menunjukkan bahwa di lokasi desa ini berjauhan dengan keberadaan stake holder
                     lain seperti Pulau Nusakambangan yang dikuasai oleh Kementerian Hukum dan HAM
                     serta wilayah Perum Perhutani KPH Banyumas Barat. Sehingga dapat dikatakan, di

                     lokasi ini gesekan kepentingan yang muncul akibat penguasaan tanah timbul muncul
                     diantara warga masyarakat sendiri ataupun dengan pendatang.
                     Permasalahan umum yang seringkali muncul dalam kegiatan penataan aset diantaranya:
                     (1) Tanah yang ditetapkan menjadi objek landreform belum sesuai dengan ketentuan
                     (masih belum clean and clear); (2) terdapat luasan bidang tanah yang diredistribusi

                     melebihi 5  (lima)  ha;  (3)  terdapat  perbedaan luas bidang  tanah  pada  sertipikat,
                     buku tanah, aplikasi KKP serta Gambar Ukur; (4) Terdapat hasil pengukuran yang
                     tidak dilakukan pemasangan tanda batas bidang tanah; dan (5) Subjek redistribusi

                     tanah tidak dilakukan pemeriksaan sehubungan dengan kelayakan menjadi subjek
                     redistribusi tanah sesuai dengan Perpres 86 tahun 2018 Pasal 12 yang diubah dengan
                     Perpres No. 62 Tahun 2023.  Berkenaan dengan hal tersebut, permasalahan pada poin1
                     dan 2 cukup dominan dalam kasus ini. Persoalan 1 harus dapat diselesaikan untuk
                     dapat menyatakan bahwa obyek tanah timbul yang akan di redistribusi dalam kondisi

                     clean and clear. Adapun persoalan kedua berkenaan dengan luasan penguasaan tanah
                     oleh masyarakat yang ketika pematokan pertama atau trukah tidak diatur batasannya.





























                                      Gambar 3. Foto Kegiatan Trukah di Desa Ujunggagak
                                            Sumber: Dokumen Kantah Kab. Cilacap

                     Tanah timbul yang ada di Laguna Segara Anakan, dikuasai dan dimanfaatkan oleh
                     berbagai pihak. Masyarakat kampung laut, masyarakat pendatang yang berasal dari
                     Jawa Barat, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia serta Perhutani merupakan
                     beberapa pihak yang  menguasai  tanah  timbul yang ada. Masing-masing memiliki

                     dasar klaim penguasaan yang berbeda-beda yang merasa memiliki hak menguasai
                     sumber daya yang ada karena telah menguasai atau berada di wilayah operasionalnya.
                     Gesekan dan konflik yang ada telah menimbulkan kondisi status quo bahkan tidak
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191