Page 54 - Prosiding Agraria
P. 54
Potensi Tanah Timbul Sebagai Tanah Objek Reforma Agraria 39
di Desa Tuwed, Kabupaten Jembrana
laut, abrasi dan sedimentasi, Kawasan pesisir atau Kawasan sekitar perairan (Pantai, Sungai,
danau) seiring mengalami perubahan baik dalam bentuk maupun luas lahan. Perubahan
seringkali menyebabkan muncul area baru yang dikenal dengan tanah timbul yang dapat
ditemui di sekitar wilayah pesisir(Liem Desember, 2018).
Menurut Krishna Ghimire reforma agraria atau land reform merupakan perubahan besar
dari struktur agraria, yang bertujuan untuk peningkatan akses petani miskin pada lahan,
serta kepastian hukum penguasaan tanah bagi orang yang memanfaatkan lahan (Wijaya,
2023). Tanah timbul dapat dikatakan sebagai sumber daya alam baru dikarenakan proses
terbentuknya Tanah timbul terjadi karena proses alamiah melalui proses pengendapan di
sungai, danau, pantai dan atau pulau timbul, yaitu penguasaan tanahnya dikuasai oleh negara
(Ekasaputra et al., 2023). Tanah timbul merupakan peluang bagi pemerintah untuk dapat
dimanfaatkan sehingga meningkatkan ekonomi masyarakat (Maria S.W. Sumardjono, 2009).
Provinsi Bali merupakan Provinsi dengan luas wilayah indikasi tanah timbul adalah 1.338
m2 Tanah timbul secara luas berada pada kabupaten Jembrana, dan salah satunya berada
di Desa Tuwed dengan luasan kurang lebih 21,5 Hektar(Laporan Inventarisasi Tanah Timbul
Provinsi Bali Tahun 2023, n.d.). Disamping itu, Luas Kawasan Hutan di Provinsi Bali berada
dibawah ketentuan minimum presentasi wilayah 30% yaitu berada pada 23% (Laksemi et al.,
2019). Tanah timbul di Desa tuwed ditumbuhi oleh mangrove yang dapat menjadi opsi untuk
ditetapkan sebagai kawasan hutan dalam konteks menambah kebutuhan luas kawasan hutan
di Provinsi Bali. Selain itu Hutan mangrove dapat dikembangkan melalui konsep Blue Carbon
(Sidik et al., 2023).
Sebagaimana disebutkan bahwa tanah timbul merupakan sumber daya baru, yang
tentunya memiliki nilai ekonomis bila dimanfaatkan dan dikembangkan sesuai dengan
potensinya, fokus penelitian ini untuk mengidentifikasi Potensi pengembangan tanah timbul
di Desa Tuwed dan bagaimana pengembangan pemanfaatan tanah timbul tersebut secara
optimal sehingga meningkatkan nilai ekonomi dari tanah tersebut dalam koridor reforma
agraria yang berkelanjuta di provinsi Bali. Manfaat dari penelitian ini dapat dijadikan arahan
pemanfaatan tanah Timbul di Desa Tuwed untuk meningkatkan nilai ekonomi tanah tersebut.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Sistem
Informasi Geografi dan teknik observasi lapangan untuk mengidentifikasi potensi berdasarkan
karakteristik fisik tanah pada tanah timbul di Desa Tuwed dengan pendekatan transek. Data
yang digunakan yaitu, hasil observasi lapangan karakteristik fisik tanah dan Citra Basemap
Google Tahun 2024. Setelah menemukan arahan pengembangan dan pemanfaatan tanah
berdasarkan karakteristik fisik tanah, kemudian data dianalisis mengunakan Teknik tumpang
tindih (Overlay) dengan data rencana tata ruang Kabupaten Jembrana untuk menemukan
informasi pengembangan yang optimal Tanah Timbul desa Tuwed (Sari & Santosa, 2022).
Ruang lingkup Reforma agraria di Provinsi Bali merupakan kerangka perencanaan dengan