Page 437 - Kembali ke Agraria
P. 437

Usep Setiawan

            sudah selesai dan segera ditandatangani. Untuk itu, tidak perlu ada
            keraguan lagi untuk menertibkan tanah-tanah terlantar, terutama
            terhadap tanah-tanah yang dikuasai secara luas. Terkait pengadaan
            tanah untuk infrastruktur, jangan terhambat gara-gara satu-dua kelu-
            arga karena mematok harga yang terlalu tinggi atau karena calo-calo
            tanah yang meresahkan. Ini semua harus ditertibkan agar rakyat
            jangan dirugikan. Pada akhir pidatonya, Presiden SBY minta
            program-program strategis pertanahan disukseskan. Dengan opti-
            misme, kata presiden, semua dapat diwujudkan, sehingga Negara
            jadi lebih adil, ekonomi makin kuat dan rakyat makin berdaya.


            Apresiasi dan kritik
                Penulis memberikan apresiasi dan kritik atas substansi dari acara
            ini. Apresiasi diberikan mengingat acara ini jadi pertanda masih
            hidupnya wacana reforma agraria di panggung kekuasaan negara.
            Pidato Presiden SBY menunjukkan niat dan kemauan politik untuk
            menjalankan reforma agraria masih terbetik. Diresmikannya reforma
            agraria sebagai bagian dari program strategis pertanahan jadi tong-
            gak baru dari pemerintah untuk melanjutkan upaya merealisasikan
            reforma agraria. Kehendak Presiden SBY untuk melanjutkan pelak-
            sanaan reforma agraria adalah “alat tagih baru” bagi segenap rakyat,
            khususnya bagi kalangan gerakan sosial pro-reforma agraria.
                Adapun beberapa kritik yang segera dapat dijadikan sebagai
            pekerjaan rumah bagi berbagai pihak, di antaranya: Kemajuan yang
            dicapai pemerintah di bidang pertanahan baru sebatas penguatan
            dan penertiban pada aspek teknis dan sistem administrasi perta-
            nahan, belum masuk ke substansi perubahan politik pertanahan dari
            propasar menuju prorakyat. Makin menguatnya program-program
            legalisasi aset yang diartikan sebagai sertifikasi tanah secara massif
            yang dikritik tidak relevan dan membahayakan di tengah timpangnya
            struktur agraria di tengah-tengah masyarakat, dan kultur masyarakat
            yang cenderung permisif terhadap komoditisasi dan komersialisasi
            tanah.


            418
   432   433   434   435   436   437   438   439   440   441   442