Page 441 - Kembali ke Agraria
P. 441

Usep Setiawan

            penyusunan RUU Pelaksanaan Reforma Agraria hendaknya didu-
            lukan dan diutamakan sebelum agenda legislasi keagrariaan dan
            pertanahan lainnya.
                RUU Pengadaan Tanah hendaknya menjawab: pembangunan
            untuk siapa dan dijalankan dengan cara bagaimana? Jika pem-
            bangunan lebih diprioritaskan untuk infrastruktur bagi pemodal
            besar dengan mengesampingkan golongan lemah dan “membenar-
            kan” praktik penggusuran, RUU ini layak ditolak tegas. Proses penyu-
            sunan RUU Pengadaan Tanah membutuhkan konsultasi publik luas
            dari tingkat kampung hingga kampus, yang mencakup kepentingan
            sebanyak mungkin kelompok yang kemungkinan besar menerima
            dampaknya kelak.
                Sejumlah agenda dan langkah strategis patut dikedepankan. Per-
            tama, perumusan ulang makna “pembangunan” dan “kepentingan
            umum” dengan prinsip kewenangan negara untuk mengatur tanah,
            tanpa mengorbankan hak warga. Kepentingan umum bukanlah un-
            tuk bisnis dan hak rakyat harus dilindungi maksimal. Kedua, prosedur
            dan mekanisme pengadaan tanah yang demokratis, emansipatif dan
            manusiawi dengan menempatkan rakyat sebagai subyek pelaku yang
            turut menentukan arah dan bentuk kegiatan pembangunan.
                Ketiga, perlu pembangunan infrastruktur yang benar-benar dibu-
            tuhkan golongan lemah sekaligus memicu pembangunan ekonomi
            rakyat yang berlandaskan pada kekuatan sendiri, demi kedaulatan
            dan kemandirian bangsa. Keempat, perlu pengembangan orientasi
            dan praktik pembangunan ekonomi bersemangat kolektif dalam
            menggalang kekuatan sosial ekonomi internal bangsa sebagai batu
            pijak sistem ekonomi kerakyatan yang kokoh, adil, dan berkelanjutan.
            Pelaksanaan reforma agraria sejati ialah dasar dari pembangunan
            untuk kepentingan umum dalam makna paling hakiki.***










            422
   436   437   438   439   440   441   442   443   444   445   446