Page 446 - Kembali ke Agraria
P. 446

Republika, 13 April 2010








                                   Tanah Telantar








                   ETELAH proses yang cukup panjang, regulasi baru mengenai
               Stanah telantar akhirnya terbit juga. Presiden Susilo Bambang
               Yudhoyono menandatangangi Peraturan Pemerintah Nomor 11
               Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
               (22 Januari 2010) menggantikan PP 36/1998. Revisi PP 36/1998 diper-
               lukan untuk mempercepat penyelesaian masalah akut terkait tanah
               telantar di Indonesia.
                   Badan Pertanahan Nasional (BPN) telah menuntaskan identi-
               fikasi tanah telantar di seluruh Indonesia. Sebanyak 7,3 juta hektare
               lahan telantar yang sudah diidentifikasi itu akan didayagunakan
               agar lebih bermanfaat bagi masyarakat. Kepala BPN, Joyo Winoto,
               mengatakan, tanah telantar itu harus didayagunakan sesuai perintah
               PP 11/2010. Pemerintah berencana memanfaatkan tanah telantar itu,
               di antaranya, untuk reforma agraria (land reform), kepentingan strategis
               negara dan pemerintah seperti ketahanan pangan, energi, dan
               pengembangan perumahan rakyat (Republika, 22/03/2010).
                   Setelah PP 11/2010 terbit, maka siapa pun terbukti menelantarkan
               tanah harap bersiap sedia untuk ditertibkan demi kepentingan rakyat,
               bangsa dan negara. Selama ini, penelantaran tanah telah menjadikan
               akses masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha terhadap tanah men-
               jadi tertutup. Kerugian negara yang lahir dari hilangnya manfaat
               karena penelantaran tanah sangatlah besar. Setiap tahunnya diper-
               kirakan lebih besar dari total anggaran pembangunan publik. Maka

                                           427
   441   442   443   444   445   446   447   448   449   450   451