Page 448 - Kembali ke Agraria
P. 448

Kembali ke Agraria

               disahkan hingga diganti, tak ada satu pun bidang tanah yang secara
               formal dinyatakan telantar. Dampaknya, jutaan hektare tanah yang
               secara fisik telantar, tapi secara hukum tak dapat dinyatakan telantar.
                   Secara keseluruhan, isi PP 11/2010 ini meliputi 8 bab dan 20
               pasal, serta dilengkapi penjelasan. Kedelapan bab tersebut adalah;
               Ketentuan umum; Objek penertiban tanah telantar; Identifikasi dan
               penelitian; Peringatan; Penetapan tanah telantar; Pendayagunaan
               tanah negara bekas tanah telantar; Ketentuan peralihan, dan; Keten-
               tuan penutup. Kepastian adanya perbaikan dalam prosedur dan
               mekanisme operasional penertiban dan pendayagunaan tanah telan-
               tar sangat diperlukan agar tanah-tanah telantar itu otomatis sebagai
               objek reforma agraria. Sehingga, penertiban dan pendayagunaan
               tanah telantar berguna bagi keperluan menutup defisit kebutuhan
               rakyat miskin atas tanah sebagai faktor produksi utama.
                   Reforma agraria menjadi jawaban tepat memajukan dan memak-
               murkan bangsa, secara bersama. Reforma agraria, hakikatnya proses
               penataan kembali struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
               pemanfaatan tanah untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan
               sosial. Ini adalah upaya besar seluruh komponen bangsa. Di sinilah
               relevansi menempatkan seluruh pengertian, ruang lingkup, dan kegu-
               naan dari pengelolaan ‘’tanah negara bekas tanah telantar’’ dalam
               realisasi reforma agraria sejati, yang salah satunya dimaksudkan
               untuk mengatasi kemiskinan struktural yang dihadapi mayoritas
               rakyat Indonesia, khususnya kaum tani di pedesaan.
                   Reforma Agraria tanpa kebijakan pemerintah ialah kemustahilan.
               Sementara itu, reforma agraria tanpa melibatkan organisasi rakyat akan
               gagal dalam mencapai tujuannya. Keberadaan organisasi rakyat (tani)
               yang kuat ialah prasyarat pokok keberhasilan reforma agraria. Peran
               dan keterlibatan organisasi rakyat dalam pelaksanaan reforma agraria
               sangat penting. Pada akhirnya, upaya penertiban dan pendayagunaan
               tanah telantar hanya akan berkontribusi pada penanggulangan
               kemiskinan jika ia diletakkan dalam bingkai pelaksanaan program
               reforma agraria untuk kepentingan rakyat miskin. Wallahu ‘alam.***


                                                                       429
   443   444   445   446   447   448   449   450   451   452   453