Page 443 - Kembali ke Agraria
P. 443
Usep Setiawan
dengan keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar
penguasaannya,” (Pasal 2).
Sementara itu, objek yang dikecualikan (Pasal 3) meliputi: “Tidak
termasuk objek penertiban tanah telantar sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 adalah: (a) tanah Hak Milik atau Hak Guna Bangunan
atas nama perseorangan yang secara tidak sengaja tidak dipergu-
nakan sesuai keadaan atau sifat dan tujuan pemberian haknya; dan
(b) tanah yang dikuasai pemerintah, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dan sudah berstatus maupun belum berstatus Barang
Milik Negara/Daerah yang tidak sengaja tidak dipergunakan sesuai
dengan keadaan atau sifat dan tujuan pemberian haknya.”
Persis di bagian inilah titik terlemah PP 11/2010. Hal ini berpo-
tensi menyulitkan upaya penertiban tanah-tanah telantar dalam skala
luas yang dikelola perusahaan negara/daerah. Padahal, selama ini
kawasan yang dikelola perusahaan negara di sektor kehutanan mau-
pun perkebunan merupakan penyebab penting lahirnya ketimpangan
penguasaan dan pemilikan tanah. Hal ini kerap melahirkan konflik
dan sengketa pertanahan dengan warga miskin di sekitarnya, memi-
cu penurunan kualitas layanan alam, dan diduga menjadi sarang
korupsi.
Akan tetapi, penertiban tanah telantar yang penguasaan dan
pengusahaannya pada perusahaan negara, menurut PP ini harus
bisa dibuktikan “ketidaksengajaannya”. Untuk itu, lubang sempit
berupa “sengaja” atau “tidaknya” ini harus diperjelas agar dapat
menjadi instrumen dalam menertibkan tanah yang ditelantarkan
BUMN/D. Inilah pekerjaan rumah krusial dalam pengaturan lebih
lanjut operasionalisasi PP 11/2010, yang disertai keberanian, kete-
gasan, dan konsistensi pejabat dan aparat dalam implementasinya.
Terhadap tanah terindikasi telantar akan diidentifikasi dan
diteliti oleh Kanwil BPN bersama panitia (Pasal 7, Ayat 4, 5, 6, dan 7).
Setelah proses identifikasi dan penelitian selesai dan ada fakta tanah
telantar, lalu masuk ke proses peringatan. Dalam hal peringatan,
pemerintah akan memberikannya sebanyak tiga kali dalam tiga bulan
424

