Page 262 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 262

Membangun Marine Kadaster di Kota Batam     253
                                 (Tinjauan Terhadap Aspek Kesiapan: Institusional Frame Work
             hukum.  Begitu  juga  untuk wilayah  perizinan atau  social  title
             seperti tanah adat mempunyai ketelitan lebih rendah dibandingkan
             individual title/freehold title (hak milik).  Ketelitian tersebut dapat
             secara  bertahap  ditingkatkan.  Dengan  menurunkan  ketelitian
             pendekatan  perolehan data  yang  selama  ini  mengutamakan data
             teristris dapat digantikan dengan  teknologi  Remote Sensing/
             Fotogrametri  yang mempunyai keuntungan  dapat memperoleh
             data dengan  skala  relatif  luas dan cepat dengan  jumlah  Manusia
             yang  mengoperasikan  relatif  lebih  sedikit dibandingkan dengan
             pengukuran teristris.

                 Dengan  pendekatan  remote sensing/fotogrametri, deleniasi/
             pemetaan batas bidang bidang tanah yang mempunyai kenampakan
             geografis  sebagai  penanda batas bidang  tanah (Visual  Boundary)
             dan bisa jadi dengan penanda batas di permukaan perairan dapat
             dilakukan dengan menggunakan participatory parcel mapping yang
             melibatkan komunitas masyarakat  setempat  yang  dilatih  terlebih
             dahulu. Metode ini bisa dilakukan untuk pengukuran dan pemetaan
             tanah-tanah adat yang batasnya bisa dilihat dari pemotretan udara/
             citra satelit resolusi tinggi.

                 Kesepakatan  batas  untuk  memenuhi asas  contraditure
             delimitatie dapat dengan  lebih  mudah dilakukan  karena dapat
             langsung  menghadirkan  pemuka adat  setempat atau  penduduk
             lokal  yang  mengetahui  secara  persis  kondisi  alam  batas-batas
             tanahnya  pada  satu waktu dengan  sarana  foto  udara/ citra  satelit
             yang sudah dicetak.  Namun demikian,  hal  tersebut  harus diawali
             dengan kesepakatan antar pemangku kepentingan bahwa data yang
             lengkap dan terpercaya tidak harus selalu memerlukan keakuratan
             yang kaku karena keakuratan  tanpa kelengkapan menjadi  tidak
             signifikan. Kebutuhan akan administrasi pertanahan yang lengkap
             dan terpercaya jauh lebih besar daripada mengejar akurasi.


             F.  Rekomendasi Kebijakan Aspek Institusional
                 Penerapan  Marine  Cadastre memerlukan  dukungan institusi
             baik  dukungan  politik,  legal  maupun  sumberdaya.  Hal  tersebut
             harus merupakan komitmen dari berbagai pihak untuk menyamakan
   257   258   259   260   261   262   263   264   265   266   267