Page 38 - Menuju Penataan Ruang dan Pengelolaan Pertanahan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan
P. 38
Problematika Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Ulayat 29
di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat
2. Akibat Hukum Konversi Tanah Ulayat Kaum Menjadi Hak Milik
Dikonversinya hak atas tanah ulayat kaum menjadi Hak Milik
melalui penegasan/pengakuan hak dengan cara pensertipikatan
dengan program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap tidak
serta merta menghilangkan status tanah ulayat kaum tersebut,
dikarenakan otoritas pertanahan hanya memberikan penegasan/
pengakuan terhadap status tanah sebagai hak milik. Hak Ulayat
Kaum masih melekat pada tanah tersebut, dikarenakan pada
Warkah Tanah terdapat suatu persetujuan atau kesepakatan
kaum untuk melakukan pendaftaran tanah. Adapun tujuan dari
pendaftaran tanah, yakni: 1) untuk memberikan kepastian hukum
dan perlindungan hukum kepada pemegang hak atas suatu bidang
tanah agar dengan mudah dapat membuktikan dirinya sebagai
pemegang hak atas tanah yang bersangkutan; dan 2) untuk
menyediakan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan
termasuk pemerintah agar dengan mudah dapat memperoleh data
yang diperlukan dalam mengadakan perbuatan hukum mengenai
bidang-bidang tanah yang sudah terdaftar.
Berkaitan dengan tanah kaum yang sudah disertipikatkan
mengalami klaim atau sengketa dari pihak lain, maka pihak tersebut
dapat menggugat melalui pengadilan negeri setempat. Akan tetapi
diterangkan dalam SE Gubernur Sumatera Barat tentang proses
penyelesaian sengketa tanah Ulayat sebagaimana disebutkan
sebelumnya, bahwa untuk sengketa tanah yang diajukan untuk
diperiksa dan diadili oleh pengadilan negeri, maka ketua pengadilan
yang bersangkutan harus menganjurkan kepada penggugat agar
sengketa tanah pusaka tinggi tersebut dilaksanakan di tingkat KAN.
Apabila putusan KAN tersebut masih tidak bisa diterima, barulah
pengadilan negeri diperkenankan menerima dan memeriksa
perkaranya, dengan catatan gugatan tersebut harus melampirkan
putusan KAN. Bahkan juga menginstruksikan putusan KAN tersebut
sebagai pedoman atau salah satu bukti disamping bukti lainnya.
Lembaga Kerapatan Adat Nagari (LKAAM) juga menginstruksikan
kepada seluruh KAN dan LKAAM tingkat II untuk mendukung
kebijakan Gubernur dan Pengadilan Tinggi Sumatera Barat tersebut