Page 134 - Pemodelan Spasial untuk Prediksi Pengunaan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian
P. 134
yang baik merancang lahannya tersebut untuk dipecah menjadi
tapak kavling. Tujuan pemecahan tersebut untuk mendapatkan
jumlah bidang tanah yang lebih banyak, sehingga keuntungan yang
didapatkan juga jauh lebih besar. Jumlah masyarakat yang mampu
membeli tanah maupun rumah kavling dalam ukuran besar jauh lebih
sedikit, masyarakat lebih memilih membeli ukuran lahan yang lebih
kecil dengan relatif lebih murah. Jika membandingkan luasan, tanah
kavling yang besar jauh lebih murah, tetapi kebutuhan masyarakat
dapat tercukupi bagi keluarganya hanya dengan ukuran tanah atau
rumah kavling ukuran kecil dan menengah.
Kemudahan mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan
khususnya permodalan untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan
rumah subsidi sangat dirasakan bagi pemilik lahan pertanian, sehingga
perputaran uang yang dirasakan para petani sangat besar (Rozano,
Wawancara 26 Januari 2024). Sikap kooperatif pemerintah yang selalu
mengikuti pertumbuhan lahan terbangun akan selalu menyiapkan
aksesibilitas bagi penduduknya. Kondisi ini membuat para petani
maupun pelaku bisnis secara konsisten melakukan perubahan lahan
pertanian menjadi lahan terbangun. Pemberian izin yang relatif
mudah dan kooperatif, serta pemberian sanksi yang bersifat karet,
memberi rasa aman dalam pembangunan di lahan pertanian. Pembeli
tanah atau rumah kavling di Kabupaten Sleman tidak lagi sebatas
pada masyarakat yang memang sudah lama bermukim di kabupaten
ini, tetapi masyarakat dari Kota Yogyakarta bahkan dari kota besar
lainnya turut meramaikan pembelian tanah atau rumah kavling.
Para petani melakukan penyewaan lahan dengan investor yang
ingin mendirikan bangunan untuk pariwisata seperti vila, tempat
rekreasi, dan lainnya (Muis, Wawancara 11 Januari 2024). Sewa
lahan terjadi pada lokasi yang sangat strategis dengan keindahan
alamnya, sehingga jika disewa lebih besar keuntungannya daripada
dijual untuk petani. Jangka waktu sewa lahan antara 10-20 tahun,
setelah masa kontrak habis, tanah dan bangunan tersebut kembali
menjadi milik petani. Hal tersebut menjadi tren bagi petani untuk
mendapatkan penghasilan tanpa bersusah payah mengolah lahannya
BAB IV 103
Dinamika Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian