Page 50 - REFORMA AGRARIA INKLUSIF
P. 50

peningkatan kapasitas SRA, BPN  dapat bekerjasama  dengan
            perguruan tinggi.
                Pada  pelaksanaan Penataan  Akses  tahun 2021-2022,  Penataan
            Akses  diterjemahkan secara  teknis sebagai  Pemberdayaan Tanah
            Masyarakat (PTM) maupun Penanganan  Akses Reforma  Agraria
            (PARA). Istilah  PTM muncul  dalam  Petunjuk  Teknis  Penanganan
            Akses Reforma Agraria (PARA) Tahun 2021 yang diterbitkan Direktorat
            Pemberdayaan  Tanah Masyarakat,  Direktorat Jenderal Penataan
            Agraria,  Kementerian  Agraria  dan  Tata Ruang/Badan Pertanahan
            Nasional. Tampaknya, istilah PTM ini mengacu pada nama lembaga
            penaungnya,  yaitu  Direktorat Pemberdayaan  Tanah Masyarakat.
            PTM adalah aktivitas  fasilitasi atas dasar  kepemilikan  tanah  yang
            dilakukan oleh Kementerian ATR/BPN dengan pelaksana Direktorat
            Pemberdayaan Tanah Masyarakat, Kantor Wilayah Badan Pertanahan
            Nasional, dan Kantor Pertanahan. Dengan demikian, PTM menjadi
            langkah teknis dari Penataan Akses. Secara teknis, makna Penataan
            Akses (Access Reform); PTM dan PARA sering dipertukarkan untuk
            maksud yang sama, yaitu pemberdayaan masyarakat (subjek) untuk
            memanfaatkan tanah mereka (objek) secara optimal. Namun, istilah
            PTM  tidak dikenal  dalam  peraturan  perundangan di  lingkungan
            Kementerian ATR/BPN; laporan-laporan penelitian terkait Penataan
            Akses; maupun literatur terkait pemberdayaan masyarakat (Muryani
            et al. 2023). Selanjutnya, istilah yang digunakan dalam buku ini ialah
            Penataan Akses karena dapat dirujuk konsep dan sumbernya.

            2.  Kelembagaan Penataan Akses :
            a.  Penataan Akses sebagai bagian dari fungsi Gugus Tugas Reforma
                Agraria (GTRA).
                Implementasi  Penataan  Akses dikoordinasikan oleh  tim  yang
            diberi nama GTRA, yang kepengurusannya dibentuk di aras nasional;
            propinsi, dan kabupaten/kota, dengan tugas sebagai berikut (Saleh et
            al. 2022):







                                                                 BAB II   35
                      Reforma Agraria Inklusif: Upaya Mempertemukan Reforma Agraria dan GEDSI
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55