Page 129 - PELAYANAN TATA RUANG DAN PERTANAHAN DALAM MEMBANGKITKAN IKLEM PEREKONOMIAN
P. 129

berkaitan  dengan lingkungan, bahan kimia, konstruksi,  dan
            lainnya,  sementara  risiko manajerial  timbul  akibat kompetensi
            suatu institusi dalam penanganan risiko inheren. Pasal 7 ayat (3)
            UUCK  menyatakan  bahwa penilaian  terhadap  tingkatan risiko
            ditentukan melalui  aspek kesehatan,  keselamatan,  lingkungan,
            dan juga pemanfaatan sumber daya. Terdapat beberapa hal yang
            harus diperhitungkan dalam  menilai  tingkat  risiko, diantaranya
            jenis, kriteria,  dan lokasi  kegiatan  usaha,  keterbatasan  sumber
            daya, dan juga risiko volatilitas yang menyertainya.
                Apabila berkaca dari pendekatan yang lama, license approach,
            hal tersebut dipandang tidak efektif. Ini dikarenakan setiap kegiatan
            usaha memerlukan izin, yang mengakibatkan terjadinya “obesitas”
            jenis  izin dan  regulasi  yang dibutuhkan  untuk  menjalankan
            suatu kegiatan  usaha. Hal  tersebut berbanding  terbalik  dengan
            implementasi  RBA,  dimana  sebuah  perizinan  untuk  melakukan
            kegiatan dilakukan dengan mengukur tingkat risikonya. Penilaian
            tingkatan risiko digunakan dalam mempersempit kegiatan usaha
            yang memerlukan perizinan di RBA ditujukan sebagai alat untuk
            mengurangi  izin  yang  harus  dikeluarkan.  Selain  itu,  investasi
            maupun pembuatan  kegiatan usaha  yang  berisiko  sedang  dan
            rendah dapat lebih mudah didirikan, dan menjadi daya tarik untuk
            melakukan investasi di Indonesia.
                Jika  melihat  rencana  serta  tujuan  RBA  dalam  perizinan
            kegiatan  usaha,  apabila  diterapkan  dengan  benar  dan  sesuai,
            maka investasi akan lebih optimal dilakukan karena tidak hanya
            tersedia proses yang mudah, namun juga dijamin dengan adanya
            kepastian hukum dalam pelaksanaannya. Dibutuhkannya langkah
            untuk mengatasi permasalahan ini dengan memberi ruang untuk
            dikembangkannya iklim investasi di Indonesia, yang juga memberi
            kemudahan bagi  sektor  ekonomi  menengah ke bawah  pada
            umumnya. Secara teoritis, dapat dilihat bahwa adanya urgensi dan



            110   Pelayanan Tata Ruang dan Pertanahan
                  Dalam Membangkitkan Iklim Perekonomian
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134