Page 58 - PELAYANAN TATA RUANG DAN PERTANAHAN DALAM MEMBANGKITKAN IKLEM PEREKONOMIAN
P. 58
sapi potong terbesar kedua di Wilayah Jawa Timur setelah
Kabupaten Sumenep dengan populasi 377.124 ekor. Kotoran ternak
sapi yang melimpah dan belum dikelola dengan baik di Kabupaten
Tuban, menjadi alasan yang konkret untuk pengoptimalan dan
pengelolaan limbah sapi potong untuk dijadikan bahan baku pupuk
organik, guna mendukung pertanian organik yang berorientasi
pada pembangunan pertanian berkelanjutan (Setyawan, 2021).
Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan limbah kotoran
ternak sapi potong untuk bahan baku pabrik pupuk sebagai upaya
mendukung pembangunan pertanian berkelanjutan di Kabupaten
Tuban Provinsi Jawa Timur.
Pembahasan
Kabupaten Tuban Provinsi Jawa Timur adalah gudang ternak
nasional. Populasi sapi potong di kabupaten Tuban pada tahun
2017 mencapai 334.143 ekor dan terjadi kenaikan pada tahun 2018
mencapai 339.272 ekor serta pada tahun 2019 mencapai 344.203
ekor dan di tahun 2020 populasi sapi potong di Kabupaten Tuban
mencapai 349.089 ekor. Populasi sapi potong di Kabupaten Tuban
setiap tahunnya mengalami peningkatan karena didukung dengan
kondisi wilayah dan animo peternak sapi potong masih cukup
tinggi. Luas wilayah Kabupaten Tuban adalah 1.905 km². Sapi
potong di Kabupaten Tuban tersebar di 20 Kecamatan, namun
terdapat tiga kecamatan yang mempunyai populasi sapi potong
tertinggi. Ketiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kerek,
Kecamatan Semanding, dan Kecamatan Bancar dengan total
populasi sapi potong mencapai 77.842 ekor. Kecamatan Kerek
mempunyai populasi sapi potong tertinggi di Kabupaten Tuban
disusul Kecamatan Semanding dan Bancar. Berdasarkan rinciannya
Kecamatan Kerek dengan populasi sapi potong sebanyak 26.738
ekor, Kecamatan Semanding sebanyak 25.705 ekor, dan Kecamatan
Bancar sebanyak 25.399 ekor sapi potong.
Peran Generasi Muda Dalam Konservasi Alam 39
Melalui Kebijakan Pertanahan dan Penataan Ruang Berkelanjutan