Page 289 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 289

Ahmad Nashih Luthfi


               semua proses penelitian ini sebab ia harus pergi ke Malaysia
               untuk melanjutkan studinya.
                   Tentang aspek land tenure (penguasaan tanah), lembaga ini
               mulai mencoba menggarapnya. Dalam tradisi yang dikembang-
               kan oleh SDP, peneliti akan dituntut untuk menentukan variabel
               manakah yang reliable dan manakah yang tidak. Saat itu masalah
               tanah ditanyakan pula dalam survei DAS Cimanuk. Akan tetapi
               hasilnya dianggap less reliable, sehingga tidak dilanjutkan untuk
               dianalisa. Data yang diperoleh kemudian di-drop, sebab jawaban-
               jawaban yang tersaji di dalamnya dinilai meragukan. Responden
               takut menjawab secara jujur ketika ditanya masalah penguasaan
               tanah. Agaknya, hampir sepuluh tahun dari huru-hara yang
               terjadi di pedesaan Jawa yang dilakukan oleh negara ataupun
               konflik yang terjadi secara horizontal, masih menyisakan kesan
               traumatik.
                   Keberangkatan Gunawan Wiradi untuk studi di Universiti
               Sains Malaysia (USM) pada tahun 1975 (3 tahun setelah bekerja
               di SAE) dibiayai oleh fellowship A/D/C. Pada masa Gunawan
               Wiradi belajar di USM itu, kondisi, sistem, ataupun suasana
               pendidikan di kampus USM mempunyai warna yang khusus,
               yang mungkin sekarang sudah berbeda. Paling tidak ada tiga ciri
               yang layak disebut. 84
                   Pertama, salah satu fakultas (yang di sana disebut “School”)
               di USM saat itu adalah “School of Comparative Social Sciences”.
               Gunawan Wiradi mengambil program pasca sarjana di bagian ini.
               Di samping kuliah-kuliah biasa, sebagian besar kuliah disam-
               paikan dalam bentuk diskusi yang dihadiri oleh beberapa dosen
               yang disiplin ilmunya berbeda-beda. Tema yang sama dianalisis
               menurut perspektif yang berbeda oleh dosen yang berbeda pula
               sesuai disiplin ilmunya (sosiologi, antropologi, ekonomi, politik,
               dan psikologi sosial). Kemudian para dosen itu berdebat, dan
               mahasiswa mendengarkan. Barulah sesudah itu mahasiswa diberi


                   84  Untuk kepentingan penerbitan (Gunawan Wiradi, 2009, op.cit.) ketera-
               ngan tentang hal ini ditambahkan secara tertulis langsung olehnya.

               236
   284   285   286   287   288   289   290   291   292   293   294