Page 285 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 285
Ahmad Nashih Luthfi
(misalnya: sistem panen, pemasaran hasil, dan lainnya) sebagai
akibat Revolusi Hijau.
Di bidang penelitian dalam arti yang sesungguhnya, seka-
lipun umurnya sudah 40 tahun saat pertama kali terlibat di SAE,
Gunawan Wiradi merasa masih sangat “hijau”. Namun ia tidak
malu untuk belajar dari siapa saja, dan dengan tekun melak-
sanakan tugasnya. Seiring bergulirnya waktu, datang dorongan
dari berbagai sahabat yang ditemuinya di lembaga SAE ini, an-
tara lain Dr. A.T. Birowo, Dr. Rudolf Sinaga, dan Drs. Sediono
M.P. Tjondronegoro. Mereka ini adalah orang-orang yang dengan
caranya masing-masing memberikan semangat, membesarkan
hatinya agar terbebas dari depresi mental. Seorang dari Amerika,
Dr. William Collier yang saat itu bekerja sebagai konsultan SAE,
turut berjasa dalam mendorongnya untuk dapat sekolah ke luar
negeri. Di kalangan yunior saat itu, Dr. H.S. Dillon adalah teman
baru yang kemudian menjadi sahabat karib. Sementara Dr. Ben-
jamin White dianggapnya sebagai sahabat abadi yang juga telah
berbuat banyak bagi kehidupannya. 79
1. Sistem tebasan dan ancaman keresahan sosial: Kritik
terhadap Revolusi Hijau
Selang beberapa bulan bekerja di SAE, tulisan Gunawan
Wiradi dalam bahasa Inggris bersama Bill Collier, Soentoro, dan
Makali tentang sistem tebasan, membawa namanya ke khalayak
ilmuwan agraria internasional. Tulisan itu berjudul “Hyv’s Teba-
san and Rural Change: An Example in Java“ (1973). Sistem te-
basan mengakibatkan tersingkirnya tenaga kerja buruh tani.
Temuan ini “membuat heboh” saat itu dalam menunjukkan dam-
pak negatif Revolusi Hijau.
“Hasil penelitian IPS menunjukkan adanya kesenjangan mening-
kat, buruh wanita tersingkir lalu ada sistem tebasan. Nah, saya ter-
kenalnya kan [karena mempublikasikan hasil penelitian] ini. Saya
masuk sebenarnya sudah tahun kelima. Jadi fasenya tiap setengah
79 Endang Suhendar, Ibid., dan wawancara dengan Gunawan Wiradi, 18
Juli 2008.
232

