Page 281 - Melacak Sejarah Pemikiran Agraria Indonesia Sumbangan Pemikiran Mazhab Bogor
P. 281
Ahmad Nashih Luthfi
Dari kesebelas orang yang dikeluarkan, tujuh di anta-
ranya segera direhabilitasi dengan berbagai alasan dan koneksi. 72
Tinggal 4 orang yang masih tersisa: Sulaiman Krishnandi,
Hendro Suwarno, Sjamsoe’oed Sadjad, dan Gunawan Wiradi.
Sulaiman Krishnandi yang kemudian terkenal sebagai pener-
jemah 73 segera pergi dan bekerja di kedutaan Australia. Hendro
Suwarno meski pernah menjadi anggota aktif CGMI namun bisa
selamat. Tidak begitu jelas bagaimana caranya. Tinggal dua orang
yang dianggap berat. Namun Sjamso’oed Sadjad meski pernah
menjabat pengurus CGMI Bogor selama 3 periode berturut-turut,
ia bisa selamat. Ia pergi melanjutkan studinya ke Amerika. Di
sanalah ia bertemu dengan Dr. Ir. Akhmat Satari yang kemudian
menjadi Rektor IPB dan berhasil menariknya kembali ke kampus
tersebut. 74 Maka, tinggallah Gunawan Wiradi sendiri.
Goncangan jiwa jelas tidak terhindarkan. Bahkan lebih dari
itu, dalam suasana ketika fitnah-memfitnah merajalela itulah,
pacar keduanya meninggalkannya karena terlarut oleh provokasi.
Sejak itu Gunawan Wiradi mengambil keputusan untuk hidup
melajang. Tentu saja ini keputusan yang sangat sulit. Sebab,
Gunawan Wiradi semula bukanlah orang yang bisa hidup tanpa
“dikelilingi perempuan”. Selama mahasiswa ia terlibat beberapa
kali percintaan yang berujung pada pilihan pacar yang menyer-
tainya sampai ia lulus dan menjadi dosen. Namun prahara 1965
membuat hubungan mereka berakhir.
Depresi mental tidak dapat terhindarkan. Untunglah, petu-
ah pamannya di masa kanak-kanak tetap menyertai dan mampu
membentengi sikapnya, “jangan menangis dalam keadaan apa-
pun!”.
72 Kesebelas nama dan keterangannya telah disebutkan dalam Bab V
sebelumnya.
73 Misalnya, menyunting buku Involusi Pertanian-nya Geertz dan
menerjemah beberapa buku karya A.T. Mosher.
74 Wawancara dengan Gunawan Wiradi, Bogor, 21 April 2008.
228

