Page 70 - Dinamika Pendaftaran Tanah Adat di Kampung Naga
P. 70
diakomodasi oleh Koperasi Warga Kampung Naga yang berada di atas, di
luar lokasi Kampung Naga.
Hasil panen komoditas pertanian ini, mampu mencukupi kebutuhan
harian keluarga dan menjual sebagian hasil panen untuk membeli lauk-
pauk maupun memenuhi kebutuhan lainnya. Mengingat keseharian
masyarakat yang sangat sederhana dan keterbatasan sumber listrik
yang sengaja tidak disalurkan ke rumah-rumah penduduk di Kampung
Adat, maka pengeluaran utama masyarakat Kampung Naga hanya untuk
kebutuhan konsumsi, biaya kebutuhan sekolah anak, pakaian, mobilitas
transportasi keluar kampung, dan biaya pengobatan/kesehatan.
Penghasilan pendapatan yang dikembangkan oleh masyarakat adat
selain pertanian yaitu keterampilan kerajinan tangan dari warga Kampung
Naga yang berbahan baku bambu. Keterampilan menganyam bambu
ini, merupakan warisan budaya leluhur di kampung adat, memperkaya
tradisi lokal, dan memberikan peluang untuk berkembang menjadi
kewirausahaan. Para pengrajin di kampung ini memiliki keahlian yang
mendalam dalam teknik anyaman yang turun temurun dan mereka
membuat produk unik yang mencerminkan keindahan serta keaslian
budaya mereka. Mereka membuat berbagai barang, mulai dari keranjang
hingga hiasan dinding, alat musik, dan tas koja, dengan menggunakan
bahan alami yang tersedia seperti bambu, pandan, akar pohon, atau
rotan. Mereka menarik minat wisatawan dan kolektor seni.
Gambar 17. Masyarakat Adat Membuat Kerajinan Tangan dari Bambu
Sumber: Dokumentasi peneliti, 01 November 2024
BAB 03 51
Orang Naga dan Kampungnya