Page 66 - Jogja-ku(dune Ora) didol: Manunggaling Penguasa dan Pengusaha Dalam Kebijakan Pembangunan Hotel di Yogyakarta
P. 66

Perencanaan pemanfaatan ruang Kota Yogyakarta saat ini lebih
           pada konsep penataan ruang mixed use dimana perumahan, hotel,
           tempat pendidikan bisa saja berada dalam satu zonasi. Hal ini
           karena Kota Yogyakarta telah terbentuk sejak dahulu kala, sehingga
           menyebabkan perencanaan tata ruanglah yang menyesuaikan pada
           bentuk kondisi fi sik eksisting di lapangan. Sehingga untuk saat ini
           regulasi yang dikeluarkan untuk membatasi pemanfaatan ruang untuk
           pembangunan hotel hanya berdasarkan pada Peraturan  Walikota
           Nomor 77 Tahun 2013 tentang Pengendalian Pembangunan Hotel.

           D.  Tren Naiknya Pelepasan Hak Atas Tanah untuk
               Pembangunan Hotel

               Meningkatnya pembangunan hotel di Kota Yogyakarta pada tahun
           2013 ternyata juga berimbas pada meningkatnya permohonan Surat
           Keputusan (SK) perubahan Hak Atas Tanah (HAT) yang digunakan
           untuk keperluan pendirian hotel baru. Hal ini dikarenakan, terjadinya
           peralihan hak yang dahulu dimiliki oleh individu atau perorangan
                                                                 42
           menjadi kepemilikan perusahan atau korporasi (Inbreng)  sehingga
           mengharuskan perubahan hak, dari Hak Milik (HM) menjadi Hak
           Guna Bangunan (HGB); agar sesuai dengan subyek kepemilikan
           haknya.
               Berdasarkan tabel 2.6 di bawah dapat dihitung bahwa luas total
           permohonan perubahan HAT di Kota Yogyakarta dari tahun 2013 s/d
                                     2
           2015 yakni seluas 72.310 m (7,231 Ha) tanah yang dahulu statusnya
           Hak Milik (HM) berubah menjadi Hak Guna Bangunan (HGB)



           42  Inbreng adalah penyertaan tanah pribadi ke dalam aset perusahaan. Prosedurnya

               seper  jual beli namun dilakukan penilaian (appraisal) terhadap tanahnya terlebih
               dahulu, kemudian baru dibuatkan Akta Inbreng di PPAT setempat, selanjutnya
               diproses peralihan haknya.


                                    Tak Berpihaknya Pembangunan Pada Rakyat  51
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71