Page 24 - MODUL PERKEMBANGAN PESDIK
P. 24

dan (4) faktor kebebasan, yaitu keleluasaan individu untuk berpikir divergen (menyebar)
                  yang berarti bahwa manusia dapat memilih metode-metode tertentu dalam memecahakan

                  masalah-masalah (Hijriati 2016, 45).


              E.  Implikasi Perkembangan Kognitif Peserta Didik dalam Pembelajaran
                        Berdasarkan paparan perkembangan kognitif di atas, implikasi dalam pembelajaran

                  perlu melihat bangunan metodologi pendidikan Islam sehingga dari situ dapat ditentukan

                  beberapa  strategi  pembelajaran  dengan  mempertimbangkan  aspek  perkembangan
                  kognitif peserta didik. Prinsip  pemakaian metodologi pendidikan agama  Islam  dibagi

                  menjadi: (1) pengenalan yang utuh terhadap peserta didik: umur, kepribadian, dan tingkat

                  kemampuan  mereka;  (2)  berstandar  kepada  tujuan,  oleh  karena  metode  diaplikasikan
                  untuk  mencapai  tujuan;  (3)  menegakkan  uswah  hasanah  (contoh  tauladan  yang  baik)

                  terhadap peserta didik (Arif 2002).
                     Dalam  pendidikan  Islam,  prinsip  penggunaan  metode  al-tadarruj  fi  al-talqien

                  sebagaimana  dinyatakan  oleh  al-Gazali  “berilah  pelajaran  kepada  anak  didik  sesuai
                  dengan tingkat kemampuan mereka”. Atas dasar pemikiran bahwa anak didik memiliki

                  tingkatan-tingkatan  kematangan  dalam  berfikir,  maka  setiap  pendidik  seyogyanya

                  mempertimbangkan metode mana yang tepat diaplikasikan sesuai dengan tingkat berfikir
                  anak didik (Arif 2002).

                        Dalam perspektif pemrosesan informasi, pembelajaran dipandang sebagai proses
                  pemasukan informasi ke dalam memori, mempertahankan, dan kemudian mengungkap-

                  kannya  kembali  untuk  tujuan  tertentu  di  kemudian  hari.  Bagaimana  peserta  didik
                  menyimpan,  menyebarkan  informasi,  dan  mengambil  kembali  informasi  untuk

                  melaksanakan aktivitas-aktivitas belajar yang kompleks, jelas  terdapat proses kognitif

                  seperti  persepsi,  atensi,  memori,  dan  sebagainya.  Anak-anak  secara  bertahap
                  mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, dan karenanya secara bertahap

                  pula mereka bisa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks. Dalam hal ini,

                  guru  lebih  dipandang  sebagai  pembimbing  kognitif  sehingga  peserta  didik  mampu
                  mengembangkan proses-proses kognitifnya untuk memahami tugas akademik.

                      Beberapa  strategi  yang  dapat  digunakan  guru  dalam  membantu  peserta  didik
                  mengembangkan proses-proses kognitifnya antara lain:









                                                                                                     12
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29