Page 20 - MODUL PERKEMBANGAN PESDIK
P. 20

dan evaluasi. Proses pembelajaran bukan semata-mata proses penyampaian materi bidang
                  ilmu  tertentu  saja,  sebaliknya  yang  lebih  penting  adalah  proses  pengembangan

                  kemampuan  strategi  kognitif  peserta  didik.  Pemikir  yang  baik  menggunakan  strategi
                  secara rutin untuk memecahkan masalah. Pemikir yang baik juga tahu kapan dan dimana

                  mesti  menggunakan  strategi  (pengetahuan  metakognitif  tentang  strategi).  Memahami

                  kapan dan dimana mesti menggunakan strategi sering muncul dari aktivitas monitoring
                  yang dilakukan siswa terhadap situasi pembelajaran (Santrock 2009).

                      Menurut  Gagne  (dalam  Pannen  1997,  3–4),  strategi  kognitif  adalah  kemampuan
                  internal  yang  terorganisasi  yang  dapat  membantu  siswa  dalam  proses  belajar,  proses

                  berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Strategi kognitif didasarkan

                  pada  paradigma  konstruktivisme  dan  pengalaman-pengalaman  praktis  dilapangan.
                  Hakikat  dari  paradigma  konstruktivisme  adalah  ide  bahwa  siswa  harus  menjadikan

                  informasi.  Siswa  ideal  menurut  paradigma  ini  adalah  seorang  pelajar  yang  memiliki
                  kemampuan mengatur dirinya sendiri (self regular learner). Self regulated learner adalah

                  seseorang yang memiliki pengetahuan tentang strategi belajar yang efektif atau biasa

                  disebut academic learning skill, yang dipadu dengan kontrol diri dan motivasi yang tetap
                  terpelihara.

                        Terdapat berbagai jenis strategi kognitif yang digunakan oleh peserta didik dalam
                  belajar dan memecahkan masalah, yaitu pertama, chunking. Strategi chunking dilakukan

                  dengan cara mengorganisasikan materi secara sistematis melalui proses mengurutkan,
                  mengklasifikasikan, dan menyusun. Strategi ini dipandang dapat membantu peserta didik

                  dalam  mengelolah  informasi  yang  sangat  banyak  atau  proses  yang  sangat  kompleks.

                  Kedua, spatial. Strategi spatial merupakan strategi untuk menunjukkan hubungan antara
                  satu hal dengan hal yang lain. Strategi ini meliputi strategi pembingkaian (framing), dan

                  pemetaan  kognitif  (congnitive  mapping).  Ketiga,  multipurpose,  merupakan  strategi
                  kognitif yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, antara lain rehearsal, imagery, dan

                  mnemonics (Pannen 1997).

                  3.  Gaya Kognitif

                        Gaya  kognitif  adalah  karakteristik  individu  dalam  penggunaan  fungsi  kognitif
                  (berfikir, mengingat,  memecahkan masalah, membuat keputusan, mengorganisasi  dan

                  memproses informasi, dan seterusnya) yang bersifat konsisten dan berlangsung lama.

                  Menurut Woolfolk didalam gaya kognitif terdapat suatu cara yang berbeda untuk melihat,




                                                                                                      8
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25