Page 22 - MODUL PERKEMBANGAN PESDIK
P. 22
terpisah dari pola menyeluruh dan mampu menganalisa pola kedalam komponen-
komponennya. Individu dengan gaya kognitif field Indepent lebih baik dari individu field
dependent. Bahkan hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa peserta didik yang
memiliki gaya kognitif field Indepent lebih unggul daripada gaya kognitif field dependent
dalam perolehan belajar. Tetapi, individu dengan field dependent memiliki kemampuan
lebih dalam menganalisis informasi yang kompleks, yang tak terstruktur dan mampu
mengorganisasinya untuk memecahkan masalah.
4. Pemikiran Kritis
Pemikiran kritis merupakan kemapuan untuk berpikir secara logis, reflektif, dan
produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan
keputusan yang baik. Berpikir kritis berarti merefleksikan permasalahan secara
mendalam, mempertahankan pikiran agar tetap terbuka bagi berbagai pendekatan dan
perspektif yang berbeda, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang datang
dari berbagai sumber (lisan atau tulisan), serta berpikir secara reflektif ketimbang hanya
menerima ide-ide dari luar tanpa adanya pemahaman dan evaluasi yang signifikan. Oleh
sebab itu, tidak berlebihan jika Galotti (dalam Santrock 2009) menempatkan critical
thinking is a very important aspect of everyday reasoning, dengan alasan demikian, ia
menegaskan “critical thinking can and should be used not just in the classroom, but
outside it as well’’.
Beberapa karakteristik yang diperlukan dalam pemikiran kritis atau membuat
pertimbangan, yaitu: (1) kemampuan untuk menarik kesimpulan dari pengamatan; (2)
kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi; (3) kemampuan untuk berpikir secara
deduktif; (4) kemampuan untuk membuat interpretasi yang logis; dan (5) kemampuan
untuk mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan yang kuat.
Menurut Beyer (dalam Nur dan Wikandari 2000) setidaknya terdapat 10 kecakapan
berpikir kritis yang dapat digunakan peserta didik dalam mengajukan argumentasi atau
membuat pertimbangan yang absah (valid), yaitu:
a. Keterampilan membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai
yang sulit diverifikasi (diuji kebenarannya).
b. Membedakan antara informasi, tuntunan atau alasan yang relevan dengan yang tidak
relevan.
c. Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari suatu pernyataan.
10