Page 9 - Pembelajaran Interaktif
P. 9
Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme, yang dipelopori oleh Piaget dan Lev Vygotsky, menyatakan bahwa
pembelajaran adalah proses aktif di mana peserta didik membangun pengetahuan mereka
sendiri melalui pengalaman. Media pembelajaran berbasis konstruktivisme sering mencakup
simulasi, eksperimen, dan proyek berbasis masalah yang mendorong peserta didik untuk
mengeksplorasi, berkolaborasi, dan menemukan pengetahuan secara mandiri. Platform
pembelajaran berbasis proyek atau simulasi interaktif adalah contoh konkret dari penerapan
teori ini. Selain itu beberapa konsep dalam teori Vygotsky dapat diimplementasikan dalam
mengembangkan media, seperti: a) Media pembelajaran dapat dirancang untuk
menyesuaikan tingkat kesulitan konten berdasarkan ZPD peserta didik. Contohnya,
perangkat lunak pembelajaran adaptif yang memberikan tantangan yang sedikit di atas
kemampuan saat ini dari peserta didik, sehingga mereka belajar dengan optimal dengan
bantuan yang tepat, b) Media pembelajaran dapat mengimplementasikan scaffolding melalui
fitur seperti petunjuk, contoh yang disediakan pada saat awal belajar, serta umpan balik yang
mengarahkan. Seiring kemajuan peserta didik, tingkat bantuan bisa dikurangi untuk
mendorong kemandirian. Misalnya, sebuah aplikasi matematika mungkin memberikan
bantuan visual pada awalnya, dan secara bertahap menguranginya saat peserta didik
menunjukkan pemahaman yang lebih kuat.
Teori Pemrosesan Informasi
Teori pemrosesan informasi membandingkan otak manusia dengan komputer, memproses
informasi melalui serangkaian tahap seperti encoding, penyimpanan, dan retrieval. Media
pembelajaran yang dirancang dengan teori pemrosesan informasi dalam pikiran berfokus
pada bagaimana informasi disajikan untuk mengoptimalkan perhatian, encoding, dan retensi
memori. Ini bisa termasuk teknik chunking, peta pikiran, atau visualisasi yang membantu
peserta didik menyusun dan mengingat informasi.
Teori Motivasi (Self-Determination Theory)
Self-Determination Theory (SDT) oleh Deci dan Ryan berfokus pada motivasi intrinsik dan
ekstrinsik, serta pentingnya otonomi, kompetensi, dan hubungan dalam memotivasi
pembelajaran. Media pembelajaran yang menggunakan teori motivasi berusaha
meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik dengan memberikan pilihan, tantangan yang
sesuai dengan tingkat kemampuan, dan penghargaan yang relevan. Gamifikasi dan
personalisasi pembelajaran adalah contoh aplikasi teori ini.
Teori Sosial Kognitif
Teori sosial kognitif yang dikembangkan oleh Albert Bandura menekankan pentingnya
pengamatan, modeling, dan pembelajaran sosial dalam proses belajar. Media pembelajaran
yang memungkinkan peserta didik belajar melalui pengamatan, seperti video tutorial,
simulasi, atau platform belajar sosial, forum diskusi, lingkungan pembelajaran kolaboratif
online, dan video yang menampilkan perilaku yang diharapkan adalah contoh penerapan
teori ini. Pembelajaran berbasis video yang menampilkan skenario kehidupan nyata sering kali
dirancang dengan mempertimbangkan teori sosial kognitif.
Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik, dipelopori oleh tokoh seperti Carl Rogers dan Abraham Maslow,
menekankan pentingnya potensi individu dan pengalaman subyektif dalam pembelajaran.
Media pembelajaran yang menekankan pengalaman personal, perkembangan diri, dan
pendekatan pembelajaran holistik sering kali mengacu pada teori humanistik. Misalnya,
media yang mendukung refleksi diri, pengembangan personal, dan pembelajaran berbasis
kebutuhan peserta didik.
Pengembangan media pembelajaran yang efektif memerlukan pemahaman mendalam
tentang berbagai teori psikologi ini. Masing-masing teori memberikan wawasan yang unik
tentang cara terbaik untuk mendesain materi dan alat pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman, retensi, dan motivasi peserta didik. Dengan menggabungkan 07
elemen-elemen dari berbagai teori, pengembang dapat menciptakan media pembelajaran
yang komprehensif dan adaptif yang memenuhi kebutuhan beragam peserta didik.