Page 44 - MODUL EVALUASI KINERJA RUMAH SAKIT
P. 44
c. Hambatan Organisasi
Untuk mengatasi ketakutan yang tak berdasar tentang anggapan
buruk dan efek pengukuran dan peningkatan kinerja, pemakaian resmi
dari balanced scorecard harus dijelaskan kepada pejabat dan seluruh
pegawai. Para pegawai harus diberitahu bahwa pengukuran kinerja
adalah pada tingkat organisasi dan bahwa data yang diperoleh akan
digunakan untuk meningkatkan penilaian dan perbaikan organisasi
selanjutnya. Hasil pengukuran kinerja harus digunakan sebagai sistem
komunikasi, informasi, dan pembelajaran bukan sebagai sistem
pengendalian.
d. Budaya Organisasi
Karena proses penggunaan balanced scorecard dapat
memperngaruhi setiap orang yang ada di suatu organisasi, maka
mereka harus berhadapan dengan budaya organisasi. Banyak
organisasi pemerintah, khususnya kantor pemerintahan memiliki
budaya sinisme dan arogansi terhadap pegawainya. Sangat penting
untuk menghilangkan dan mencegah sikap seperti ini mempengaruhi
mereka. Pelaksanaan balanced scorecard, dengan memberikan
keterbukaan yang lebih besar atas visi, misi dan strategi organisasi,
dapat memberikan kepada pegawai pemahaman yang lebih baik
tentang pekerjaan mereka. Hal ini akan memberdayakan mereka
sehingga mampu memperbaiki cara melaksanakan tugasnya.
e. Kejelasan dan Konsistensi Indikator Kinerja
Penetapan indikator kinerja harus secara jelas didefinisikan
sehingga nantinya dapat dipahami oleh setiap orang dalam
organisasi. Hal ini penting, terutama bagi organisasi besar dengan
beberapa divisi.
f. Kebutuhan Nyata untuk Perbaikan
Kebutuhan untuk perbaikan harus ditunjukkan secara nyata
agar hasil pengukuran kinerja memiliki efek pengaruh yang positif.
35