Page 29 - MODUL KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
P. 29

dapat menyebabkan ketegangan. Pada sisi lain, fungsi ini tidak sepenuhnya
                               berguna untuk pemeliharaan tingkat optimum. Pemecahannya adalah untuk

                               melengkapkan fungsi manusia dengan fungsi mesin untuk meningkatkan
                               performansi sebaik pengembangan pekerjaan.

                            c.  Musculoskeletal.

                                    Ketegangan otot dan sistem kerangka termasuk dalam kategori ini.
                               Hal tersebut dapat menyebabkan insiden kecil atau trauma efek kumulatif.

                               Pemecahan masalah ini terletak pada penyediaan bantuan performansi kerja
                               atau mendesain kembali pekerjaan untuk menjaga agar kebutuhannya sesuai

                               dengan batas kemampuan manusia.

                            d.  Cardiovaskular.
                                    Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem sirkulasi, termasuk

                               jantung. Akibatnya adalah jantung memompakan lebih banyak darah ke otot
                               untuk  memenuhi  tingginya  permintaan  oksigen.  Pemecahannya  yaitu

                               mendesain  kembali  pekerjaan  untuk  melindungi  pekerja  dan  melakukan

                               rotasi pekerjaan.
                            e.  Psychomotor.

                                    Masalah ini terletak pada ketegangan pada sistem psychomotor yang
                               menegaskan kebutuhan  pekerjaan untuk  disesuaikan dengan kemampuan

                               manusia dan menyediakan bantuan performansi pekerjaan.


                         e.  Faktor-faktor ergonomi

                                Suatu  perusahaan  yang  akan  mengimplementasikan  ergonomi  terhadap
                            lingkungan  kerjanya tentu membutuhkan faktor-faktor yang harus dipenuhi.

                            Faktor-faktor ini bisa dijadikan tolak ukur serta pedoman dalam pelaksanaan
                            ergonomi  lingkungan  kerja.  Adapun  faktor-faktor  ergonomi  yang  perlu

                            dipertimbangkan  menurut  Wignjosoebroto  (dalam  Priansa  dan  Damayanti,
                            2015) sebagai berikut:

                            1.  Sikap dan Posisi Kerja.

                               Untuk menghindari sikap dan posisi kerja yang kurang baik, pertimbangan
                               pertimbangan ergonomi menyarankan:

                               a.  Mengurangi keharusan pegawai untuk bekerja dengan sikap dan posisi

                                                               19
   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34