Page 21 - Ayah - Andrea Hirata
P. 21

8 ~ Andrea Hirata


          depan televisi umum, Sanyo hitam putih, empat belas inci,

          di pekarangan balai kampung. Lady Diana muncul di layar,
          mereka berdiri dan mendekati TV karena mau melihat Lady
          Diana dari dekat.
              Keesokannya tak ada topik bicara lain di sekolah, kan-
          tor desa, pasar, warung-warung kopi, selain soal Lady Diana.

          Mereka yang tak sempat melihatnya, menyesal, membanting
          topi ke meja.
              “Rugilah kau!” kata kawan-kawannya.
              Pembicaraan itu baru reda setelah berhari-hari. Orang-
          orang Nira berharap suatu hari Lady Diana bersedia me-
          ngunjungi kampung mereka yang miskin. Ada yang bermak-
          sud mengirim surat kepada presiden agar mengundang Lady
          Diana ke Indonesia. Setelah mengunjungi  Istana Negara,

          barangkali  Lady Diana berminat bertandang ke Kampung
          Nira.
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26