Page 271 - Ayah - Andrea Hirata
P. 271

258 ~ Andrea Hirata


          dua jatuh. Dia hanya menempati urutan kedua. Saingan be-

          ratnya, Imelda, berjaya di posisi teratas. Lena dan Jon mena-
          nyakan kepadanya apa yang terjadi. Jawaban Zorro membu-
          at mereka tercengang. Kata Zorro dia sengaja menurunkan
          nilainya, sengaja tak menjawab beberapa soal dalam ujian,
          sengaja membuat dirinya kehabisan waktu dalam ujian ka-

          rena kasihan kepada Imelda yang sangat ingin menjadi juara
          pertama. Bagaimana anak kelas dua SD bisa berpikir seperti
          itu? Bayangan Sabari berkelebat dalam kepala Lena.
              Lena dan Jon membiarkan apa  yang terjadi. Mental
          lebih penting daripada akal, barangkali itu prinsip mereka.
          Zorro pun biasa saja. Menempati urutan kedua malah mem-
          buatnya semakin ceria dan semakin mudah berkawan dengan
          Imelda. Suatu hari, menjelang kenaikan kelas, karena teram-

          pil berbahasa, Zorro diikutkan lomba bercerita tingkat anak-
          anak. Cerita haruslah karangan anak-anak sendiri.
              Banyak sekali penonton lomba itu. Guru-guru, para sis-
          wa, orangtua murid, dan penonton lainnya. Jon dan Lena du-
          duk di deretan bangku paling depan. Zorro naik panggung,

          meraih mik, dan mulai bercerita:


          Tahukah dirimu, Kawan? Langit adalah sebuah keluarga. Anaknya ada
          dua, Angin dan Awan. Ayahnya adalah Matahari. Ibunya Bulan.
              Angin senang berkeliaran sesukanya, memelesat ke selatan, meng-
          goda ilalang, berputar di atas ombak, terlambung tinggi ke angkasa, lalu
          berpencar ke delapan penjuru. Jika sore, ayahnya, Matahari, memang-
   266   267   268   269   270   271   272   273   274   275   276