Page 275 - Ayah - Andrea Hirata
P. 275
262 ~ Andrea Hirata
Sabari melihatnya. Marleni tiba-tiba hilang. Kata tetangga,
betina itu kabur bersama seekor kucing garong yang diduga
berasal dari pasar.
Maka, saban sore Sabari menggendong Abu Meong dan
membawanya ke pasar. Di gang-gang pasar yang sempit, Sa-
bari memanggil-manggil.
“Leni, Leni, miau ... miau ....” Sahut-menyahut dengan
panggilan pilu Abu Meong. Suara mereka menyelusuri re-
lung-relung pasar yang sepi.
Leni tak juga muncul. Seperti Zorro, Leni telah hilang
tak tahu rimbanya. Dalam banyak hal Sabari melihat nasib-
nya serupa dengan nasib Abu Meong. Mereka sama-sama di-
tinggalkan istri. Sabari bertekad menemukan Leni.
Di dalam film yang pernah ditontonnya, Sabari pernah
melihat orang mencari kucing hilang dengan menempelkan
foto kucing itu di tiang-tiang listrik dan di tempat-tempat
umum disertai tulisan ke mana harus menghubungi jika me-
lihat kucing itu. Sabari ingin melakukannya, tetapi tak punya
foto Marleni. Dia berpikir, jika tak ada fotonya mungkin bisa
pakai sketsanya saja. Untuk itu dia tahu siapa yang harus di-
hubungi, yaitu guru Seni Rupa SMA dulu.
Bu Woeri sudah pensiun dan hidup sendiri. Dia terke-
jut sekaligus senang menerima kedatangan Sabari, muridnya
dulu. Setelah berbasa-basi, Ibu berkata, “Kudengar bini kau
sudah diambil orang ya, Boi?”
“Iya, Bu.”

