Page 30 - Ayah - Andrea Hirata
P. 30

Seorang Ayah



            Bernama Markoni










            AYAH yang keras, begitu semua anaknya menganggap Mar-
            koni. Markoni sadar akan hal itu, tetapi tak dapat mengu-
            bahnya. Sistem militan yang diterapkannya di rumah adalah
            akibat dari penyesalan paling besar dalam hidupnya, yang tak
            ada hari dilaluinya tanpa menyesalinya, yaitu tidak sempat
            sekolah tinggi.
                 Padahal, ayahnya dulu orang mampu, dan pernah me-

            ngatakan sesuatu yang semakin menambah sesak dada Mar-
            koni,  bahwa kalau Markoni  mau sekolah, ayahnya, Tuan
            Razak, yang adalah seorang Syah Bandar, bersedia membia-
            yai sekolahnya sampai mana pun.
                 “Kalau perlu menggadaikan rumah.” Terngiang-ngiang
            dalam telinga Markoni kalimat itu.

                 Tuan Razak ingin sekali Markoni mengikuti jejaknya di
            bidang maritim. Markoni dinamai begitu agar menjadi seo-
            rang markonis kapal.
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35