Page 31 - Ayah - Andrea Hirata
P. 31

18 ~ Andrea Hirata


              “Markonis adalah orang terpandang, perwira di kapal.

          Atasan markonis satu-satunya hanya nakhoda,” ayahnya me-
          nyemangati Markoni.
              Ayahnya berlapang hati,  berbesar harapan, lantaran
          tahu Markoni sesungguhnya sangat cerdas. Melihat anaknya,
          Tuan Razak membayangkan Marchese Guglielmo Marconi,

          ilmuwan jempolan keturunan Irlandia Italia, manusia perta-
          ma yang mampu menyeberangkan pesan tanpa kabel melin-
          tasi Samudra Atlantik. Tak terperi jasanya bagi keselamatan
          kapal, bagi umat manusia.
              Tuan Razak mengimpikan orang-orang memanggil anak
          sulungnya,  Spark, satu panggilan keren untuk seorang  radio
            officer, perwira radio, seperti panggilan keren Kep, untuk kapten
          kapal. Untuk itu, Markoni mesti masuk Sekolah Perwira Ra-

          dio Pelayaran di Tasikmalaya, aih, gagahnya. Namun, sayang
          seribu sayang, Markoni memilih jalan hidup sebagai bedebah.
              Baru kelas satu SMP dia sudah merokok. Lengan baju
          yang sudah  pendek  digulung tinggi-tinggi, mending  kalau
          lengan berotot. Potongan rambut bersurai  panjang pada

          bagian belakang. Mirip ekor burung bayan. Satu ciri anak
          bergajul.  Bolos sekolah  adalah hobinya. Semua  nilai yang
          dijunjung para pelopor pendidikan Indonesia dikhianatinya
          terang-terangan pada siang bolong. Tak tahu apa yang me-
          rasukinya, orangtua selalu dimusuhinya, pelajaran disepele-
          kan, guru-guru dilawan. Adalah satu keajaiban dia bisa tamat
          STM, jurusan Listrik.
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36