Page 347 - Ayah - Andrea Hirata
P. 347
334 ~ Andrea Hirata
“Kau tak percaya,” kata ayahnya.
“Ya, aku tak percaya, tapi masuklah.”
Niel menolak. Dia terus melangkah. Beberapa orang
melambai kepada Niel dan menanyakan soal penyu itu. La-
rissa tahu mereka meledek ayahnya.
“Ayolah, Pop, masuk ke mobil, kita pulang.”
Niel terus berjalan.
Sampai di rumah, Mommy yang menganggap Niel su-
dah keterlaluan, langsung menggempur Pak Tua. Kesabar-
annya habis karena dia tak tahan mendengar gunjingan te-
tangga bahwa suaminya sudah sinting. Dia malu jadi bahan
tertawaan. Pak Tua malah berkata takkan berhenti mencari
anak yang hilang bernama Zorro itu meski seluruh Australia
menertawakannya. Mommy membanting pintu.
Malam itu Larissa terjebak kesenyapan. Senyap yang
menyakitkan karena pertengkaran ayah dan ibunya tadi si-
ang. Sepanjang sore, belum ada perdamaian. Mommy tak
mau bicara dengan Pak Tua.
Malam beranjak. Gerung burung hantu menambah se-
nyap suasana. Larissa masuk ke kamar untuk melihat ayah-
nya. Ayahnya sudah jatuh tertidur. Di dekatnya ada foto.
Ayahnya pasti memeluk bingkai foto itu sebelum tidur, kini
terlepas dari pelukannya dan tergeletak di sampingnya.
Larissa sudah sering melihat foto itu karena telah lama
tergantung di dinding. Foto itu adalah foto lama keluarga, hi-
tam putih, di dalam foto itu ada ayah ayahnya, ibu ayahnya,

