Page 349 - Ayah - Andrea Hirata
P. 349

Musibah















          UANG hampir habis. Perjalanan makin berat bagi Ukun dan
          Tamat. Namun  ajaib, mencantumkan  keterangan di kartu
          nama bahwa JonPijareli adalah kawan mereka, sedikit banyak
          membuat mereka terbantu. Satpam membolehkan  mereka
          tidur di terminal, kernet bus tersenyum menerima bayaran
          ongkos semampu mereka,  penjaga  masjid membolehkan
          menginap, warung-warung nasi memberi diskon.

              Tiga sahabat pena Lena di Padang, yaitu seorang polisi,
          ibu rumah tangga, dan wasit sepak bola, tak dapat memberi
          jalan terang soal Lena. Begitu pula sahabat-sahabat pena di
          Bukittinggi.
              Sambil menatap Jam Gadang, Tamat mengempaskan
          koper aluminium itu. Mereka memeluk diri sendiri untuk

          mengatasi dingin Bukittinggi. Persis Sabari yang luntang-lan-
          tung awut-awutan di Belitong, keadaan Ukun dan Tamat mo-
          rat-marit menyedihkan. Dulu mereka menduga akan menje-
   344   345   346   347   348   349   350   351   352   353   354