Page 356 - Ayah - Andrea Hirata
P. 356

Ayah ~ 343


            ret-coret setelahnya. Pasti Ukun mau menambahkan satu-dua

            kalimat, tetapi surat itu dirampas Tamat dan langsung dikirim.
                 Hari itu juga, waktu bersepeda dengan santai menuju
            pasar, Zuraida terperanjat karena seorang pria tiba-tiba te-
            lah berada di sampingnya, berlari mengikuti kecepatan sepe-
            danya. Pria itu berambut pendek model tentara. Rambut di

            atas telinga kiri dan kanannya dicukur habis, yang tertinggal
            hanya rambut di bagian atas sehingga kepala orang itu ma-
            cam ditudungi tempurung kelapa. Dia tak berkumis, tak pula
            berjenggot, wajahnya klimis licin macam mangkuk Tiongkok.
                 Zurai merasa kenal dengan orang itu. Dia berpikir ke-
            ras, Siapakah orang itu? Orang itu tersenyum lebar.
                 “Sabari!” Zurai menjerit.
                 Senyum Sabari semakin lebar. Larinya semakin kencang

            sehingga melewati Zurai.
                 “Ri, kaukah itu, Boi?!”
                 Sabari tak menjawab, dia terus berlari sambil tersenyum.
                 Zurai terpana karena baru kemarin melihat Sabari awut-
            awutan macam hantu akar baru keluar dari pohon aren.

                 “Kejadian apa lagi, Ri?” Zurai curiga akhirnya Sabari
            menjadi gila, tetapi sebagian dirinya senang melihat Sabari
            mendadak berubah.
                 “Ri, kau tidak gila lagi, ya?!”
                 Sabari malah menambah kecepatan. Maka, tampaklah
            perlombaan orang berlari melawan orang bersepeda. Zurai
            memanggil-manggil.
   351   352   353   354   355   356   357   358   359   360   361