Page 57 - Ayah - Andrea Hirata
P. 57
44 ~ Andrea Hirata
Jika dulu dia hanya mengatakan tak usah ya jika dikirimi Sa-
bari nangka hasil kebun sendiri, disertai satu kartu ucapan
yang manis, “Purnama Kedua Belas, silakan menikmati semua keba-
ikan dari buah nangka”, kini dibantingnya nangka hasil kebun
sendiri itu sambil ngomel-ngomel.
Adakah kemudian Sabari membenturkan kepalanya ke
pohon nangka? Tidak. Adakah dia mengumpankan lehernya
ke gergaji mesin? Tidak. Adakah dia mengikat tangan dan
kakinya sendiri lalu memplester mulutnya? Tak tahu bagaimana
caranya, sebab bukankah tadi tangannya terikat? Lalu, mencebur-
kan diri ke Sungai Lenggang agar ditelan buaya muara bu-
lat-bulat? Tidak. Ataukah dia menggunakan cara-cara yang
picik, bahkan anarkis, untuk menarik perhatian Lena? Maaf,
Sabari tak punya sifat-sifat obsesif semacam itu. Halo?

