Page 53 - Ayah - Andrea Hirata
        P. 53
     40 ~ Andrea Hirata
          inglah sesuka kalian. Dia fokus kepada Lena. Dia tak mau dan
          tak dapat pindah ke frekuensi lain.
              Untuk keperluan itu dia punya mata-mata, yaitu salah
          seorang kawan terdekat Lena, Zuraida, yang senang saja diso-
          gok Sabari dengan buah nangka hasil kebun sendiri.
              Di bawah pohon urisan, di belakang sekolah, sambil si-
          buk memamah biak nangka, Zuraida berkisah bahwa Lena
          suka main kasti. Kasti? Berdebar dada Sabari.
              Sabari yang tak pernah suka olahraga, yang badannya
          seperti mau patah kalau ditiup angin barat, bulan berikutnya
          terpilih masuk tim inti kasti SMA. Lain waktu Zuraida ber-
          kata bahwa Lena suka lompat jauh. Tak ada angin tak ada
          hujan, tahu-tahu Sabari menggondol juara pertama lompat
          jauh tingkat SMA. Gayanya melompat macam belalang sem-
          bah. Izmi bertepuk tangan.
              Izmi,  kawan  sekelas Zurai, dianggap siswa  lain mirip
          Ukun, Tamat, Toharun, dan Sabari sendiri, yakni sama-sama
          orang yang tidak keren, para pecundang. Wajahnya tak me-
          narik. Nilai rapornya buruk karena dia harus bekerja. Alasan-
          nya klasik, ekonomi. Usai jam sekolah, dia bekerja mencuci
          dan menyetrika pakaian tetangga sampai malam. Profesi itu
          sudah dijalaninya sejak kelas dua SMP. Jika berkaca, sering
          Izmi benci kepada dirinya sendiri karena tak ada yang dapat
          dibanggakan dalam dirinya. Dia selalu merasa dirinya sial.
              Keluarga  Izmi tadinya  kaya,  tetapi mendadak miskin.
          Waktu Izmi kelas satu SMP, ayahnya ditangkap polisi lantaran
     	
