Page 48 - Ayah - Andrea Hirata
P. 48
SMA
DALAM peri kehidupan manusia, sebelum nasib sial meng-
hantam bertubi-tubi, menganggur, tak lolos audisi, kena
PHK, kena tipu, utang membelit, prahara rumah tangga,
ekonomi sulit, berupa-rupa penyakit, tiada jeda menghantam
sampai napas tersangkut di tenggorokan, lalu mati, nasib me-
manjakan manusia dengan satu masa yang hebat: SMA.
Sabari mengawali langkah pertama di SMA dengan se-
nyum terlebar yang dia miliki. Satu senyum dari telinga ke
telinga. Kawan-kawan baru, guru-guru baru, ilmu-ilmu baru,
dan terutama, yang paling mendebarkan: seseorang bernama
Marlena.
Ingin Ukun membelah kepala Sabari untuk melihat apa
yang terjadi di dalamnya. Karena melihat Lena berkelebat
sedikit saja, dia macam kena penyakit angin duduk. Sebalik-
nya, Lena benci. Sabari tak hirau. Filosofi hidupnya adalah
mencintai seseorang merupakah hal yang fantastis, meskipun

